Judul : Warna-warni Hidupku (hari-hari..Muh Rizky Aulia Gobel)
Solusi Memantau Perkembangan Anak Melalui Blog
Penulis : Amril Taufik Gobel
Penerbit : Gradiens Books
Cetakan : I, 2007
Tebal : 199 hlm
Harga : Rp.
Memiliki anak dan membesarkannya adalah idaman setiap orang yang telah berkeluarga. Memang tak mudah membesarkan seorang anak, ada suka, ada duka, semuanya selalu menjadi bahan cerita yang menarik untuk dibicarakan, terlebih bagi sesama orang tua yang memiliki anak dengan tingkat usia yang hampir sama.
Tak hanya dibicarakan, aktivitas dan perkembangan seorang anak pun sangat menarik untuk didokumentasikan, ada yang menngabadikannya dengan foto, merekam aktifitasnya dengan handycam, atau menuliskannya dalam catatan harian baik dalam sebuah buku yang bersifat pribadi maupun dalam media on line yang terbuka untuk dibaca oleh semua orang seperti milis, website, blog, dll.
Menulis perkembangan anak melalui blog, itulah yang dilakukan oleh Amril Taufik Gobel, seorang ayah, karyawan, penulis, sekaligus blogger yang namanya cukup dikenal di dunia cyber, selain webnya (http://amriltgobel.net) pernah meraih anugerah website terbaik versi www.webterbaik.com Amril juga aktif di komunitas blog terbesar di Indonesia – Blogfam, dan kini dipercaya untuk menjadi redaksi majalah online Blogfam (www.blogfam.com).
Berawal dari kerajinannya menulis blog yang telah dilakukan sejak beberapa tahun kebelakang, pada tahun 2002, sejak kelahiran anak pertamanya Muh. Rizky Aulia Gobel. Amril mencoba menulis blog berisi pengalaman-pengalaman yang dialami oleh keluarganya melalui sudut pandang anaknya sendiri. Rupanya ketekunannya ini mendapat banyak respon dari pembaca blognya hingga akhirnya dilirik oleh penerbit Gradien yang sudah beberapa kali menerbitkan buku yang bersumber dari blog pribadi seseorang.
Buku yang diberi judul “Warna-warni hidupku – hari-hari..Muh Rizky Aulia Gobel” dengan sub judul “Solusi Memantau Perkembangan Anak Melalui Blog” ini seluruh materinya diambil dari blog Rizky (http://muhrizkyauliagobel.blogspot.com). Dimulai dari hari lahirnya Rizky di tahun 2002 hingga tahun 2006 ketika ia berusia tiga tahun 4 bulan. Semuanya berisi 74 catatan harian plus satu kata pengantar.
Seperti telah diungkap di atas, seluruh catatan ditulis dalam sudut pandang sang anak (Rizky) sebagai orang pertama. Hal ini membuat seluruh catatan dalam buku ini baik dalam penuturan kata maupun ekpresinya terkesan lucu, ringan, khas anak-anak. Kisah-kisah yang ditulis dalam buku inipun aneka warna. Mulai dari kelahiran Rizky, pindah rumah, piknik ke Seaworld, motor ayah baru, bencana tusnami, pembantu yang minggat, pakde yang kena santet, hingga berburu kecoa. Semua terangkum dengan jujur, apa adanya, ringan, terkadang membuat terharu, terkadang membuat lucu dan tak terduga.
Walau sekilas tampaknya buku ini hanya berisi catatan harian yang biasa-biasa saja, namun jika pembaca lebih peka menangkap makna dibalik pengalaman-pengalaman yang dialami Rizky dan keluarganya dalam buku ini maka kita akan menemukan sebuah potret sosial dari sebuah keluarga sederhana dimana ayah bekerja, ibu yang mengurus anak beserta lingkungan masyarakat urban yang ikut terekam dalam kisah-kisahnya.
Tengoklah kisah ketika BBM naik yang terdapat dalam catatan yang berjudul “Dampak Dramatis Harga BBM Naik” dimana kerluarga Rizky harus prihatin dan berhemat dalm banyak hal “ Kita, semua sedang prihatin, Nak,” kata ayahku dengan mata berkaca-kaca saat melihat tontonan berita di layar TV yang menampilkan masyarakat penerima kompensasi BBM berebutan mengambil bagiannya. (hal 162)
Realita sosial juga tertangkap dalam catatan berjudul “Menemani Ayah Bercukur”, dimana Rizky mendengar obrolan antara ayahnya dengan tukang cukurnya yang mengungkap carut marut dan sebuah ironi yang terjadi di negeri ini dimana anak-anak menderita busung lapar, stok BBM habis, ongkos pendidikan makin mahal, bunuh diri karena tak sanggup bayar sekolah, harga-harga naik, sementara gaji anggota DPR bisa mencapai 38 juta per bulan! (hal 142).
Beberapa hal yang mungkin menjadi ganjalan dalam buku ini adalah jika ada pembaca yang mempersoalkan usia Rizky yang baru berusia 3 tahun dengan apa yang dipikirkannya seperti yang ditulis dalam buku ini. Rasanya mustahil, seorang anak berusia 3 tahun mampu berpikir dan memahami apa yang diobrolkan oleh ayah dan ibunya ketika BBM melambung tinggi atau ketika ayahnya membahas realita sosial yg terjadi di negeri ini dengan seorang tukang cukur! Rasanya tak mungkin ! Sepertinya apa yang dipikirkan oleh Rizky dalam buku ini baru akan terpikirkan olehnya ketika ia berusia remaja atau pra-remaja.
Selain itu sub-judul buku ini ”Solusi Memantau Perkembangan Anak Melalui Blog” mungkin saja bisa menyesatkan calon pembacanya. Bisa saja sub judul ini akan menggiring calon pembaca buku ini beranggapan bahwa buku ini adalah buku panduan bagaimana memantau perkembangan anak melalui blog. Padahal buku ini berisi catatan harian seorang ayah yang ditulis dalam sudut pandang anaknya
Namun terlepas dari ganjalan diatas, buku ini cukup menghibur dan menarik untuk dibaca oleh siapa saja. Apa yang dialami Rizky dan keluarganya ditulis dengan detail, jujur dan apa adanya sehingga pembaca seakan diajak masuk dalam kehidupan keluarga ini lewat kacamata seorang anak yang lucu dan polos. Bukan tak mungkin pengalaman-pengalaman keluarga Rizky yang terekam dalam buku ini pernah juga kita alami sehingga kita seakan membaca kisah kita sendiri. Dan seperti yang diharapkan oleh penulisnya semoga buku ini tidak hanya sebagai representasi aktivitas keseharian Rizky, tetapi juga menjadi bahan renungan bagi semua pembacanya (hal11).
@h_tanzil
No comments:
Post a Comment