Saturday, April 26, 2008

The Spellman Files

No: 149
Judul : The Spellman Files (Berkas-berkas Keluarga Spellman)
Penulis : Lisa Lutz
Penerjemah : Berliani M. Nugharani
Penerbit : Atria (PT Serambi Ilmu Semesta)
Cetakan : I , Maret 2008
Tebal : 550 hal

Melihat cover dan judul novel ini tentu kita bisa menebak, apa kira-kira yang dikisahkan Lisa Lutz dalam dalam novelnya ini. Covernya bisa dibilang menarik, berupa ilustrasi komikal ala manga yang menampilkan seraut wajah yang hampir tertutup kertas yang sedang dipegangnya beserta sebuah kaca pembesar. Dari ilustrasi dengan gaya yang dinamis inilah saya bisa menduga bahwa novel ini adalah sebuah cerita detektif yang menghibur.

Apa yang saya duga ternyata benar, novel ini mengisahkan sebuah keluarga detektif swasta dengan Isabel Spellman /Izzy sebagai tokoh utamanya. Dari sudut pandang Izzy, seorang gadis berusia 28 tahun inilah kita akan dibawa menyelami episode kehidupan keluarga detektif yang unik, lucu, dan menghibur. Izzy tinggal bersama kedua orang tuanya, paman Ray, dan adiknya Rae Spellman yang usianya terpaut belasan tahun dibanding Izzy. Sedangkan David, kakaknya tinggal terpisah dan telah bekerja sebagai seorang pengacara.

Keluarga Spellman memiliki sebuah usaha keluarga yang diberi nama Spellman Investigation dimana seluruh anggota keluarganya kelak diwajibkan bekerja dalam perusahaan tersebut. Izzy sendiri mulai bekerja sebagai detektif sejak berusia 12 tahun.
Keadaan ini membuat keluarga Spellman hidup tidak seperti keluarga normal lainnya. Mereka menerapkan aturan, tradisi, tata cara dan kebiasaan-kebiasaan dalam kelaurga seperti halnya mereka melakukan investigasi.

Bisa ditebak suasana apa yang akan tercipta dalam keluarga Spellman! Alih-alih tercipta sebuah hubungan yang hangat dan kekeluargaan, dalam keluarga Spellman malah tercipta atmosfir saling mencurigai sehingga tak heran antara satu dengan yang lainnya bisa saling menguntit, saling mengawasi, kejar-kejaran antara ayah dengan anak dan cara-cara unik untuk melepaskan diri dari pengawasan satu dengan yang lainnya bukanlah hal yang aneh bagi keluarga Spellman.

Izzy sendiri awalnya amat mencintai pekerjaannya. Ia sangat suka menguntit orang lain, memeriksa latar belakang, dan mencari tahu rahasia gelap dibalik kehidupan seseorang yang sedang diselidikinya. Namun apa yang sering dilakukannya terhadap orang lain jsutru harus dialami oleh Izzy. Semenjak memiliki hubungan spesial dengan Daniel Castillo, seorang dokter gigi, ibunya yang tidak menyetujui Izzy berpacaran dengan Daniel selalu menyelidiki dan menguntit gerak-gerik Izzy, menyadap kamarnya dan mempekerjakan Rae Spellman untuk menguntitnya.

Tindakan ibunya ini membuat Izzy berang, ia merasa privasinya terganggu sehingga ia memutuskan untuk keluar dari Spellman Investigattion. Orang tuanya tentu saja tak mengizinkannya. Karenanya mereka memberikan sebuah syarat yang tampaknya tak mungkin terpenuhi oleh Izzy. Izzy diijinkan berhenti dari pekerjaannya jika ia dapat menyelesaikan kasus yang belum terselesaikan oleh Spellman Investigation selama lebih dari 12 tahun. Kasus itu adalah kasus hilangnya Andrew Snow 12 tahun yang lalu.
Walau bukan perkara yang mudah untuk mengungkap, Izzy menerima tantangan ini. kasus yang telah berusia belasan tahun lalu. Di tengah penyelidikannya, ia menerima pesan bahwa keluarga Snow tidak ingin kasus ini diungkap kembali. Namun Izzy yang terlanjur terobsesi dengan kasus ini tak mau menghentikan begitu saja penyelidikannya. Keadaan bertambah runyam ketika tiba-tiba Rae Spellman menghilang. Izzy khawatir hilangnya Rae Spellman ada kaitannya dengan kasus yang sedang ditanganinya.

Untuk genrenya, novel ini bisa dibilang menarik karena menyuguhkan sebuah kisah keluarga detektif yang ‘abnormal’ beserta penyelidikan kasus keluarga Snow. Karena diperuntukkan bagi para remaja, novel ini disajikan dengan kalimat-kalimat yang mengalir, dinamis, ringan, dan mudah dicerna.

Beberapa kebiasaan keluarga Spellman yang unik membuat kita tersenyum membacanya. Misalnya Izzy mendata semua mantan pacar-pacarnya dalam sebuah file-file yang rapih layaknya file sebuah kasus penyelidikan. Lalu bagaimana Izzy menugaskan temannya untuk menyelidiki Daniel Castello sebelum memutuskan untuk menjadi pacarnya. Atau bagaimana Rae Spellman melakukan negoisasi dengan Paman Ray layaknya seorang polisi bernogiasasi dengan penjahat.

Pokoknya semua yang dilakukan oleh keluarga Spellman dalam kesehariannya, dilakukan berdasarkan cara-cara detektif ketika menyelidiki sebuah kasus. Perilaku keluarga yang tak lazim inilah yang tampaknya merupakan kekuatan dari novel ini. Selain itu melalui novel ini juga kita juga akan diberitahu trik-trik menyelidiki, menguntit, dan membongkar latar belakang kehidupan seseorang yang sedang diselidiki.

Di bagian awal hingga pertengahan, novel ini hanya berputar-putar mengisahkan seluruh keluarga Spellman, satu persatu dipapaparkan mulai dari sedikit tentang kedua orang tua Izzy, terbentuknya Spellman Investigation, kisah tentang Paman Ray, dan David & Rae Spellman. Banyak hal yang menarik, ganjil, lucu, akan terungkap dari perilaku dan kehidupan keluarga yang nyentrik ini.

Namun karena hingga pertengahan buku, belum ditemukan konflik yang mencuat, pembaca masih harus menebak-nebak apa sebenarnya inti kisah novel ini. Alur kisah yang berserakan dan berlompatan dari masa kini ke masa lalu mengikuti kisah tokoh yang diceritakan mungkin sedikit membingungkan pembacanya. Untunglah di bagian pertengahan hingga akhir, novel ini semakin seru karena kisahnya mengerucut kedalam kisah hubungan Izzy dengan Daniel Castillo dan penyelesaian kasus keluarga Snow.

Yang menurut saya agak mengganggu adalah bab-bab interogator antara Izzy dengan inspektur Henry Stone. Mungkin ini adalah bab penghubung antara kisah-kisah keluarga Sepllman yang berserakan, tapi bagi saya pribadi bagian ini malah mengganggu alur kisahnya. Andai saja bagian ini dihilangkan tampaknya tak akan berpengaruh pada inti ceritanya

Novel yang memiliki ending yang tak terduga dan menyisakan sedikit keharuan di akhir kisahnya ini ditulis oleh Lisa Lutz, asal Amerika. Novel ini merupakan novel pertamanya setelah sebelumnya menulis ia menulis berbagai naskah film. Tampaknya novel pertamanya ini mendapat sambutan yang baik dari pembacanya, terbukti dengan telah diterjemahkannya The Spellman Files kedalam lebih dari 20 bahasa dunia. Belum lagi ditambah dengan rencana pembuatan filmnya oleh raksaksa film Paramount Picture pada 2008 ini.

Lisa Lutz juga telah membuat sekuel dari novel pertamanya ini, Curse of the Spellmans yang baru saja terbit Maret 2008 yang lalu. Kabarnya penerbit Atria (salah satu lini penerbit Serambi) selaku pemegang right atas novel ini sedang mempersiapkan untuk menerbitkan novel kedua Lisa Lutz ini jika respon pasar atas buku ini dinilai baik. Dan tampaknya memang demikian, di ranah cyber sedikitnya sudah 3 book bloger yang mereview buku ini dengan respon yang positif.

@h_tanzil

No comments: