Wednesday, August 03, 2011

Panduan Praktis Memelihara Kura-Kura Brazil - Yo Hi Kuang


[No. 265]
Judul : Panduan Praktis Memelihara Kura-Kura Brazil
Penulis : Yo Hi Kuang
Penerbit : G-media / Andi Publisher
Cetakan : 2010
Tebal : viii + 56 hlm

Jangan kaget kalau saya tiba-tiba saja mereview buku genre ini. Ada kisah tersendiri dibalik buku ini. Karenanya sebelum mereview bukunya, izinkan saya bercerita dulu tentang kura-kura Brazil saya yang bernama “Rose”

Sekitar 7 tahun yang lalu saya membelikan anak saya sepasang kura-kura Brazil kecil yang imut. Karena malam sebelumnya kami habis nonton Titanic di TV akhirnya kura-kura itu kami namakan sesuai dengan nama pasangan dalam film Titanic yaitu Rose dan Jack.

Singkat cerita, seperti dalam filmnya kura-kura Jack mati terlebih dulu, mungkin stress karena diperebutkan kesana-kemari oleh teman-teman anak saya yang waktu itu baru berusia 3 tahunan, Jack hanya bertahan sekitar 2 minggu dan setelah itu Rose harus menjalani kesehariannya dalam sebuah akuarium kecil

Tadinya kami menduga Rose pun tak akan lama bertahan, tapi rupanya ia kura2 hebat. Sama seperti di film Titanic, Rose mampu bertahan dalam usia yang panjang. 7 tahun Rose hidup dalam kesendirian, kamipun mulai bosan merawatnya sehingga tak jarang kami lupa memberi makan dan lupa menjemurnya selama berhari-hari bahkan pernah sampai seminggu lebih kami tak memberinya makan dan menjemurnya.

Akhirnya karena khawatir tak terurus kami merelakannya untuk diberikan kepada seorang teman, kebetulan dia memelihara banyak kura-kura brazil dirumahnya, saya pikir kalau si Rose dirawat dengan baik oleh seorang penggemar kura-kura brazil maka dia akan bisa hidup lebih lama lagi. Sambil mengambil si Rose teman saya juga menghadiahkan saya sebuah buku berjudul "Panduan Praktis Memelihara Kura-Kura Brazil" sebagai kenang-kenangan.

Namun ternyata harapan saya dan teman saya agar Rose bisa menikmati tempat barunya dan hidup lebih lama lagi tak terwujud. Besoknya teman saya mengirimkan kabar duka lewat sms kalau si Rose telah mati. Dugaan dia karena Rose tak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya dimana Rose ditempatkan di tempat terbuka bersama kura-kura Brazil lainnya.

Kaget juga mendengar berita kematian Rose, tapi tak mengapa walau si Rose sudah mati, kini saya memiliki buku praktis tentang memeliharaan kura-kura pemberian teman saya tadi. Agar tak terlalu sedih saya beranggapan si Rose kini sudah berkumpul di surga bersama Jack, dan dia telah berinkarnasi menjadi sebuah buku yang akan selamanya tinggal bersama saya.

Ulasan Buku

Buku Panduan Praktis Memelihara Kura-kura Brazil ditulis, Yo Hi Kuang, seorang pecinta dan pengamat kura-kura Brazil yang telah menekuni hobinya ini sejak kecil. Dalam kata pengantar bukunya ini disebutkan bahwa kura-kura Brazil berasal dari daerah selatan Amerika Selatan. Kalau di Indonesia dinamakan Kura-kura Brazil maka di Inggris kura-kura jenis ini disebut Red Ear Slider karena memang kura2 yg bertelinga merah ini memiliki kebiasaan meluncur dalam air sehabis berjemur.

Kura-kura Brazil kini banyak ditangkarkan dan diperdagangkan karena selain keindahan fisiknya, kura –kura ini lebih jinak dibanding kura-kura jenis lainnya sehingga menghasilkan peluang bisnis yang besar. Kabarnya ada jutaan ekor kura-kura brazil diekspor setiap tahunnya dari Amerika Serikat.

Sayangnya kura-kura Brazil ini cepat mati bahkan dalam jangka waktu tidak sampai 1 bulan (kematian prematur) . Kenyataan ini membuat kura-kura brazil terancam punah sehingga banyak aktivis lingkungan hidup menolak perdagangan kura-kura Brazil. Untuk itu Tortoise Trust lembaga yang peduli akan kelestarian kura-kura menetapkan sebuah peraturan agar kura-kura hanya dapat dijual jika disertakan petunjuk tentang hal-hal mendasar dalam pemeliharaannya. Sayangnya peraturan ini nyaris tak pernah dijalankan.

Dalam buku ini secara praktis penulis memberikan petunjuk-petunjuk praktis tentang bagaimana memeliharanya, mulai dari cara memilih kura-kura brazil, cara memelihara, sejarah kehidupan kura-kura, fisik, perkembang biakan, tempat tinggal, pencahayaan, makanan, dan penyakitnya.

Selain itu buku ini juga dilengkapi dengan tanya jawab yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin paling sering ditanyakan oleh orang-orang yang sedang atau akan memelihara kura-kura brazil. Di bagian akhir penulis menyertakan lampiran petunjuk praktis cara menetaskan telur kura-kura, dan bagaimana cara mengawetkan kura-kura yang telah mati dengan formalin.

Sebagai bonus, di akhir buku ini penulis menghadiahi halaman intermeso yang berisi keterangan tentang Hari Kura-Kura Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 Mei dan 5 filosofi kehidupan yang dapat kita ambil dari perilaku kura-kura.

Kesemua materi diatas tersaji secara praktis dan mudah dimengerti bagi pembaca yang baru ingin memelihara kura-kura Brazil. Selain berupa teks, buku ini juga dilengkap oleh foto-foto, ilustrasi, dan tabel yang semakin memudahkan pembacanya untuk memahami buku ini.

Sebagai sebuah buku petunjuk praktis memelihara kura-kura, buku setebal 54 halaman ini sangat bermanfaat bagi mereka yang baru memulai memelihara kura-kura brazil. Saya pikir selain dijual di toko-toko buku umum buku ini bisa juga dijual bersanding dengan kura-kura Brazil di toko-toko hewan (pet shop) sehingga mereka yang membeli kura-kura Brazil dapat juga membeli buku ini sekaligus. Harga buku yang relatif murah (Rp. 14 rb) namun kaya informasi ini tentunya tak terlalu memberatkan bagi mereka yang mampu membeli kura-kura Brazil.

Selain itu sesuai dengan keinginan Turtoise Trust dengan tersedianya buku ini di toko-toko hewan, para pembeli kura-kura brazil juga dapat memperoleh petunjuk praktis bagaimana memelihara kura-kura secara baik sehingga dapat mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi kematian prematur kura-kura Brazil.

@htanzil

12 comments:

Review Buku said...

wah kura - kura ya? saya bukan termasuk pecinta binatang. tapi, anda membaca di luar genre? langkah yang bagus.

htanzil said...

@Review: hehe, makasih. Sesekali membaca buku diluar genre favorit perlu juga loh selain agar tidak jenuh jg u/ menambah wawasan.. :)

Fanda Classiclit said...

Malah tersentuh dengan kalimat ini: "si Rose kini sudah berkumpul di surga bersama Jack, dan dia telah berinkarnasi menjadi sebuah buku yang akan selamanya tinggal bersama saya."

Kapan2 perlu membaca & mereview non fiksi di luar genre ya? *teringat buku kesehatan hadiah dari Opus & hasil swap denganmu itu..*

htanzil said...

@fanda : hehe, iya sesekali membaca dan mereview diluar genre kita itu perlu untuk penyegaran..ayo buku OPus nya direview.

Aku masih punya satu keinginan untuk bikin blog khusus untuk mereview buku2 rohani biar bacaanku antara yg sekuler dan rohani seimbang... :)

Stebby Julionatan said...

Cerita yang bagus dan menyentuh tentang Jack n Rose. Tapi sayang Mas, ga dilanjutkan lagi hubungan antara Jack n Rose dengan buku yang sudah sampean baca dan resensi itu tadi. Mungkin bisa meliputi kesalahan perawatan apa yang selama ini terjadi, sehingga Jack atau Rose menjadi stress dan berniat mengakhiri hidup mereka.

Sekedar saran sih....

Well, terima kasih untuk pertemanannya. Tetap menulis.

goldenmoon said...

aku suka kura2 tapi gak ngerti jenis2nya. maksudnya suka aja, miaranya kayaknya ga susah2 banget plus gak ribut.. hahaha..
kura2 brazil itu yang mini2 itu bukan om? 7 tahun segede apa jadinya?

yayong ku miara kura2 udah 20-30an tahun kayaknya, aku ga tau kura2 apa. ada dua, besar2, sebesar piring gitu.cuman ditaruh ember, kasi makan kangkung,kadang kepala udang (sisa bahan dapur) tapi panjang umur juga XD

mustacchiohere said...

Wah, abis baca buku itu nggak kepengen pelihara kura-kura lagi? :D

Unknown said...

kura kura brasil ku banyak yang mati dan kabur
yang mati adalah moon tidak bertahan lama , rain , bertahan selama 3 tahun mati karena " terbunuh tidak sengaja" keponakan ku walaupun harus menangis hiks
lili kabur meninggalkan joni seorang diri
joni usianya 6 tahun hingga kini masih ada dan saya tidak tahu joni itu jantan atau betina
yang lucunya joni itu saya taruh di ember yang besar dan menjadi kura kura yang penurut dalam arti
si joni itu mengerti akan menengok kalo di panggil nama joni , saya kaget ketika suatu hari membersihkan kandangnya saya meletakan joni di luar , dan dia mendekati saya , kemudian saya menjauh ternyata dia nurut mengikuti saya , kemudian saya iseng berdiri agak jauh dan memanggil nama dia , joni pun menghampiri saya , dan berulang kali saya mencobanya dia pun selalu menghampiri saya , atau orang yang memanggil joni si kura kura itu , setelah dia tiba di kaki saya , saya mengatakan stop joni , jangan bergerak , dia pun bergaya seperti patung , sekarang saya lagi mencoba melatih dia untuk berjabat tangan , dia pun mengeluarkan tangannya , keluarga saya dan teman teman orang tua saya pun bingung melihat joni yang bisa menurut , apakah semua kura kura brazil bisa di latih seperti itu ?

Rangga Wiryawan said...

sayang banget yach.. ikut sedih juga dengernya.. saya juga punya satu ekor kura-kura brazil saat umur 3 th saya tinggal merantau, sekarang sudah 9 th saya tinggal dan dirawat oleh ibu, kangen banget..

Unknown said...

Ini link video saat kura kura brazilku pertama kalinya bertelur di dalam kolam dgn media pasir gan.

KLIK LINK : Video kura brazil bertelur

Unknown said...

KLIK LINK : Video kura brazil bertelur

marlina said...

Saya juga tersentuh sama kalimat ini "si Rose kini sekarang sudah berkumpul di surga bersama jack, dan dia telah berinkarnasi menjadi sebuah buku yang akan selamanya tinggal bersama saya