Monday, December 19, 2011

Tiga Manula Jalan-jalan ke Singapura

[No. 280]
Judul : Tiga Manula Jalan-Jalan ke Singapura
Penulis : Benny Rachmadi
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : Desember 2011
Tebal : 90 hlm

Apa jadinya jika tiga orang manula jalan-jalan ke Singapura, padahal 2 dari ketiga kakek-kakek itu sama sekali belum pernah sekalipun ke luar negeri?. Tentunya ada banyak hal lucu yang akan terjadi apalagi kalau yang mengisahkannya adalah komikus terkenal Benny Rachmadi yang komik-komiknya selalu diburu oleh para penggemarnya. Dalam komik terbarunya ini seperti biasa Benny Rachmadi mengangkat peristiwa-peristiwa keseharian yang sederhana menjadi sebuah kisah yang lucu dan menghibur.

Kali ini tokohnya adalah tiga orang manula yang berusia 70-an tahun dengan latar belakang etnis yang berbeda-beda. Ketiganya bersahabat dan sama-sama suka usil, iseng, dan nakal. Mereka adalah :



Mbah Waluyo (76 tahun), bertongkat, kumis lebat, agak lambat berpikir,dan menganut kejawen,







Engkong Sanip (72 thn) ), punya kontrakan, perut cembung, dagu melengkung, ngomong ceplas-ceplos dan suka usil/jahil.






Om Liem (68 thn) pengusaha musiman, sok tau, perut buncit, mata sipit, celana nanggung, dan lemak menggantung di pinggangnya.




Di komik ini dikisahkan Om Liem mentrakhir kedua sahabatnya untuk jalan-jalan ke Singapura! Suatu pengalaman baru bagi Kakek Sanip dan kakek Waluyo karena mereka belum pernah sekalipun keluar negeri. Bisa dibayangkan bagaimana kelucuan demi kelucuan terjadi, mulai dari dalam pesawat dimana kakek Waluyo yang pusing tiba-tiba mengeluarkan minyak angin PPO yang membuat seluruh pesawat mabok karena bau minyak angin yang menyengat itu hingga saat berkemas untuk pulang dimana kakek Sanip yang berniat ingin membawa pulang bantal hotel.

Dari lembar pertama hingga lembar akhir kita akan disugihkan peristiwa demi peristiwa yang lucu dari dari perilaku ketiga manula itu, hal ini membuat pembacanya harus membacanya dalam kamar tertutup sebelum ditegur orang karena tertawa cekikikan sendiri. Ya di buku ini kita akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal melihat pengalaman ketiga manula ini, namun jangan salah sebenarnya kita bukan sedang menertawakan ketiga manula itu saja karena sebenarnya kita sedang menertawakan diri kita sendiri. Mengapa?, karena tak jarang apa yang dilakukan oleh ketiga manula itu sebenarnya juga selalu kita lakukan.

Komik ini juga sebenarnya menertawakan perilaku manusia Indonesia yang dikenal gemar sekali berbelanja ke Singapura. Benny Rachmadi seperti biasa dengan menyentil kesana kesini, mulai dari kebiasaan khas orang kaya Indonesia ketika berbelanja hingga kelakuan politikus yang ‘kabur’ ke Singapura untuk mencari perlindungan dari jerat hukum.

Tidak hanya itu, melalui komik ini Benny Rachmadi juga menggambarkan kondisi sosial masyarkarat Singapura yang terdiri dari berbagai etnis yang dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Ingris khas Singapura yang disebut Singlish (Singaporean English).

Dalam hal penggunaan gadget Benny Rachmadi juga mengungkap bagaimana di Indonesia orang-orang begitu bangga dengan Blackberry-nya dan ketika sampai disana harus merasa minder karena di Singapuraorang-orang sudah beralih ke ipad, tablet, dan iphone.

Soal kedisiplinan penduduk Singapura juga tercermin dalam komik ini, dengan lucu Benny Rachmadi menggambarkan bagaimana sulitnya Mbah Waluyo mencari tempat untuk merokok, ketika akhirnya ia menemukan tempat di sebuah khusus untuk area merokok dan mulai menyalakan rokoknya, semua perokok di tempat itu berhamburan karena Mbah Waluyo merokok dengan rokok 'klembak menjan' (rokok menyan).

Ada banyak hal menarik yang bisa kita dapat dari novel ini, selain kondisi sosial masyarakat Singapura, komik ini juga mengungkap tentang sistem transportasi, perilaku berlalu lintas, kebersihan, gambaran kawasan kota, dan sebagainya. Soal makanan juga tak luput dari pengamatan, mulai dari makanan khas berbagai etnis yang ada di sana hingga jajajan di pinggir jalan.

Dari semua yang terungkap dalam komik ini termasuk kelucuan-kelucuan ketiga manula yang dikisahkan dalam komik ini maka komik ini bukan sekedar menghibur melainkan bisa menjadi sebuah buku tentang Singapura termasuk panduan wisata ringan bagi mereka yang ingin pergi ke Singapura.

Oya, ternyata di dalam komik ini kita juga diberi poster Tiga Manula besar yang menarik dan lucu yang diambil dari satu panel gambar di buku ini.

Demikian review untuk komik Tiga Manula ini, saya tidak akan berpanjang-panjang, silahkan menikmati komik ini.Singkatnya selain menghibur dan membuat kita cekikikan sendiri kita akan mendapat banyak yang bermanfaat hal dari perjalanan ketiga Manula usil ini. Jika ingin tertawa sambil menambah wawasan kita, bacalah buku ini.



@htanzil

10 comments:

Anonymous said...

Ya ampun kayaknya lucu banget ni komik!! Hehehe.. Kebeneran lagi pengen ketawa2 nih om (walaw ketawa2 sendiri baca ;) ) Cari ah !!

Dion Yulianto said...

Aduh baca repiunya saja sudah ngakak, ini cara dapatinnya bagaimana mas? apakah harus ganti ke nomor Simpati dl? *pengen

htanzil said...

@dion : aku dapetinnya dari tukar poin telkomsel. Tapi sekarang sih sepertinya sdh beredar di toko2 buku.

resensi buku ala esa said...

resensi yang bagus. jadi pingin tahu bagaimana beny tanpa mice menulis artikel.

automation said...

wakakaka ngakak ane bacanya walau baca reviewnya aja keren gan komiknya

hardness tester said...

hahaha kocak banget tuh 3 kakek tapi beruntung banget bisa jalan-jalan ke luar negeri :D

timbangan digital said...

ngakak sumpah bacanya nih ane, keren gan bukunya . .dijual di toko buku gak ya?

ferinaldy said...

mau buku ini gratis ?
mampir ke http://festivalindonesia.wordpress.com/2012/02/17/gratis-buku-tiga-manula-jalan-jalan-ke-singapura/

Anonymous said...

Hehe gue udah ada bukunya emang lucu,,,
gue paling suka sama mbah waluyo....

Anonymous said...

Buku ini tiga manula yg ini baru baca sekilas di carfor tamini