Friday, April 29, 2022

Katumbiri - Regenboog (Jilid-1)

[No. 402]
Judul : Katumbiri Regenboog (jilid-1)
Cerita & Gambar : Yaya Riyadin
Penerbit : Grafiti Indah Karya
Cetakan : I, Februari 2022
Tebal : 100 hlm, bw mate paper 120 gr
ISBN : 978-623-99414-0-6

Buku ini adalah sebuah novel grafis/komik berlatar Bandung di masa kini dan di awal abad ke 20. Berkisah tentang seorang tokoh bernama Ganesha, lulusan ITB yang kemudian meneruskan studi Hidrologi (ilmu tentang air) di Ihe-Delf, Belanda. 

Di Belanda Ganesha bertemu dengan Amelia yang berasal dari Bandung juga. Saat bersepeda bersama Amelia untuk berkunjung ke rumah seorang profesor yang mendalami sejarah Bandung mereka diserang oleh komplotan  Laurens van Hauvel yang sangat terobsesi dengan Amelia. Obsesi terhadap wanita Indonesia yang diwariskan kakek buyutnya yang penah tinggal di Priangan di jaman pemerintahan kolonial Belanda.

Berkat keahliannya dalam ilmu bela diri pencak silat, Ganesha berhasil mengalahkan komplotan Laurens van Hauvell. Ganesha dan Amelia melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan sang profesor. Di rumah sang profesor Ganesha mendapat tugas untuk meneliti jembatan Cimalati di kampung Pasirmelati, wilayah Ciburial yang dibangun pada awal abad 20 yang secara teknis melebihi jamannya.

Sejarah mencatat jembatan tersebut  dibuat oleh seorang pribumi muda bernama Putra Martanegara. Darimana sang insinyur pribumi memiliki keahlian seperti itu? Pertanyaan besar karena di masa itu di Hindia belum ada sekolah teknik. Techinische Hoogeschool/ITB baru diresmikan tahun 1920.

Saat pulang ke Bandung, Ganesha segera mencari data tentang jembatan Cimalati di Dago Pakar. Saat itulah Ganesha terlempar ke masa lalu, ke jaman Kolonial Belanda tahun 1915, terlibat konflik dan asmara dengan gadis setempat. 

Komik berlatar sejarah ini dibuat dengan sangat menarik, lewat pane-panel gambarnya pembaca diajak bertamasya mulai dari suasana kota Delf, Belanda, Bandung masa kini hingga wilayah Bandung utara di tahun 1915 yang dimasa itu masih berupa desa kecil dengan hutan-hutannya yang rimbun. 

Untuk mengurangi ketegangan dari kisahnya, penulis menghadirkan sosok-sosok wajah yang mirip dengan aktor terkenal, setidaknya saya menemukan wajah Chou Yun Fat, Klaus Kinsky, Leonardo de Caprio,dll di komik ini,

Dari segi gambar, sebagai orang yang jarang membaca komik dan bukan pemerhati komik saya sangat puas menikmatinya. Gambar dan arsiran hitam putih dalam komik ini begitu memukau dan hidup. Setiap gambar dibuat dengan sangat detail sehingga pembaca dapat lebih menjiwai keseruan kisah dalam komik ini.   cukup bagi saya untuk menikmati gambar-gambarnya dalam sekali baca. Ketika saya menyelesaikan buku ini saya langsung tergerak untuk membaca ulang sambil mengamati gambar-gambarnya satu persatu dengan lebih detail lagi. Semakin saya amati semakin kagum saya dibuatnya.

Dari segi alur kisah, komik ini menarik bagi yang suka sejarah karena penulis melatarkan kisahnya dalam balutan sejarah bandung di masa kolonial yang dihiasi dengan kisah seru petualangan Gansesha baik dimasa kini maupun dimasa lalu menghadapi orang-orang yang tidak senang dengan pertemanannya dengan teman wanitanya.  Selain itu kisah dalam komik ini juga beririsan dengan kisah tenggelamnya kapal Titanic dan Mata Hari, mata-mata lagendaris Belanda yang pernah tinggal di Jawa di masa kolonial.

Satu hal yang agak mengganjal bagi saya adalah ketika Ganesha terlempar ke masa lalu. Dikisahkan Ganesha saat berada di Dago Pakar ia tertidur dan ketika ia terbangun dari tidurnya ia telah berada di masa lalu. Anehnya Ganesha merasa biasa-biasa saja ketika bangun. Tidak tergambarkan/terkisahkan keheranan Ganesha ketika ternyata dia sudah berada di satu abad yang lampau, semua terjadi dengan begitu saja. Orang-orang yang ia temui di masa lalu itupun tidak merasa heran bertemu seorang pemuda yang berpakaian tidak seperti kebanyakan orang-orang di masa itu. 

Terlepas dari hal diatas kehadiran komik Katumbiri ini perlu diapresiasi setinggi-tingginya dan dapat dijadikan momentum baik untuk membangkitkan kembali dunia komik tanah air.

Di laman Facebook ada banyak komentar-komentar positif terhadap komik ini. Hal ini sejalan dengan larisnya komik ini terjual. Ketika tulisan ini dibuat saya mendapat kabar bahwa stock buku yang dicetak sebanyak 500 eks ini tinggal beberapa buah saja. Sedangkan di Tokopedia dimana komik ini dijual, Katumbiri menduduki peringkat ke 4 kategori komik dewasa terlaris dimana urutan 1-3 nya adalah komik remastering Godam.

Tidak sabar rasanya menunggu terbitnya jilid-2 yang sepertinya akan banyak menghadirkan suasana kota Bandung di awal abad ke-20 beserta keindahan bangungan-bangunan klasiknya beserta kisah seru bagaimana akhirnya nasib Ganesha, dan apakah dia akan mengungkapkan misteri siapa Putra Martanegara sang pembangun Jembatan Cimalati yang kepintarannya dan hasil pembangunannya melebihi jamannya.

Seperti Mas Erwin Prima Raya dalam komentarnya di facebook terhadap novel ini saya juga menantikan komentar dari penulis-penulis mumpuni seperti Hikmat Darmawan, Seno Gumiro Ajidarma, dll  untuk mereview komik yang banyak mengundang decak kagum dari para pembacanya dan sepertinya layak di go-international-kan.

@htanzil

Foto2 diperoleh dari IG Yaya Riyadin