Monday, March 27, 2006

The Kite Runner


Judul : The Kite Runner
Penulis : Khaled Hosseini
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Penerbit : Qanita
Cetakan : I, Maret 2006
Tebal : 618 hl ; 17.5 cm

"Buku ini begitu dahsyat, hingga untuk waktu yang lama, buku lain yang kubaca terasa hambar"
-Isabel Allende-

The Kite Runner adalah novel yang ditulis oleh penulis kelahiran Afghanistan, Khaled Hoseeini. Hosseini yang kini bermukim di Amerika adalah seorang putra diplomat yang yang dilahirkan di Kabul pada 1965. Saat ayahnya ditugaskan ke Paris 1976, ia meninggalkan Afghanistan dan tak bisa kembali ke tanah kelahirannya karena pada 1980 Rusia telah menduduki Afghanistan. Keluarga Hossseini akhirnya mendapat suaka politik dari pemerintah Amerika Serikat dan hingga kini ia tinggal di California dan menjadi seorang dokter.

Novel The Kite Runner merupakan karya perdananya dan juga novel Afghan pertama yang ditulis dalam bahasa Inggris. Novel ini menggambarkan suasana Afghanistan sebelum Rusia menginvasi negara ini (1979) hingga jatuhnya kekuasaan rezim Taliban. Ceritanya sendiri mengisahkan tokoh Amir yang dalam novel ini bertindak sebagai narator. Di masa kecilnya, Amir-yang ditinggal mati ibunya ketika melahirkannya-tinggal bersama ayah yang dipanggilnya Baba, dan pelayannya Ali serta putra Ali, Hasan, yang juga menjadi sahabatnya.

Baba, ayah Amir adalah sosok pria Afghan perkasa, pengusaha sukses, seorang moralis yang kebaikannya membuat dia disegani oleh teman-temannya. Baba menginginkan Amir tumbuh menjadi seorang pria yang tegar, menyukai aktivitas-aktivitas yang layaknya dilakukan oleh anak laki-laki seusianya seperti bermain bola, layangan, bela diri, dll. Namun Amir lebih senang tenggelam dalam buku-bukunya, menjadi pria lemah dan tidak dapat melindungi dirinya sendiri. Tiap kali dirinya mendapat masalah dengan teman-temannya, Hasan-lah yang selalu menjadi penolong dan pembelanya.

Kenyataan ini membuat Baba kecewa dan khawatir terhadap masa depan anaknya, hal inilah yang membuat hubungan antara Amir dan ayahnya kadang menjadi kaku, Amir yang dituntut oleh ayahnya untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya membuat ia tertekan dan perasaan terhadap ayahnya menjadi campur aduk antara benci dan cinta.

Hasan adalah seorang anak dari suku Hazara, suku paria dalam strata masyarakat Aghanistan. Ayahnya, Ali, telah mengabdi pada keluarga Baba semenjak kakek Amir mengangkatnya sebagai pembantu di rumahnya. Sama seperti ayahnya, Hasan senantiasa mengabdi pada majikannya. Walau antara Amir dan Hasan telah terjalin suatu persahabatan, Hasan tetap menganggapnya sebagai majikan dan tetap melayaninya dengan pengabdian dan kesetiaan tanpa batas.

Persahabatan antara Amir dan Hasan terhempas. Ketika mereka mengikuti turnamen layang-layang. Sudah menjadi tradisi di Afghanistan dimana setiap musim dingin, semua distrik di Kabul mengadakan turnamen adu layang-layang. Turnamen ini merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu di tengah kebekuan udara musim dingin. Turnamen adu layang-layang dimuali pagi-pagi sekali dan baru berakhir saat tinggal satu layang-layang pemenang menari di langit, tak jarang turnamen ini belum juga berakhir meskipun matahari sudah tenggelam. Layang-layang dimainkan oleh dua orang, satu orang yang menerbangkan dan mengendalikan, seorang lagi betugas sebagai asisten yang membawakan gulungan benang dan mengulurnya. Tak ada aturan yang rumit dalam turnamen ini, terbangkan saja layang-layangnya dan putuskan benang layang-layang lainnya. Keasyikan lain dalam turnamen ini adalah mengejar layang-layang yang putus, dimana anak-anak dengan antusias berlomba untuk mendapatkan layang-layang itu. Bagi para pengejar layang-layang, hadiah yang paling berharga adalah layang-layang yang terjatuh paling akhir dalam sebuah turnamen musim dingin. Sebuah trofi kehormatan yang diperebutkan dan bisa jadi kebanggan bagi setiap anak yang memperolehnya.

Amir dan Hasan tentu saja tak melewatkan kesempatan ini, turnamen ini juga dijadikannya suatu pembuktian kepada ayahnya bahwa ia bisa jadi anak yang membanggakan bagi ayahnya.

Ketika turnamen berakhir dan layang-layang terakhir terhempas, terhempas pulalah persahabatan antara Amir dan Hasan. Suatu tragedi menimpa Hasan, sebenarnya Amir memiliki kesempatan untuk menolongnya, namun keraguan dan ketakutannya membuat dirinya berlari meninggalkan sahabatnya sendirian, hal ini kelak akan membuat Amir dihantui rasa bersalah dan merasa dirinya telah menghianati sahabatnya. Segala cara dilakukannya agar ia bisa terbebas dari rasa bersalahnya. Alih-alih lari dari rasa bersalahnya, Amir mencoba berjarak dengan Hasan. Persahabatan mereka menjadi kaku dan tak lebih menjadi hubungan antara majikan dan pembantu. Namun perasaan bersalah itu tak pernah lepas dari kehidupannya

Situasi politik di Afghanistan memanas, Rusia menginvasi Afghanistan, hal ini membuat Amir dan ayahnya harus mengungsi meninggalkan negerinya. Hasan dan ayahnya tetap berada di Afghanistan (Hassan kan tidak di Kabul?) sementara Amir dan ayahnya mengungsi meninggalkan tanah airnya. Perjalanan dramatis keluar dari Afghanistan harus mereka lewati hingga akhirnya mereka berhasil sampai di Pakistan dan terus mengungsi menuju Amerika Serikat.

Walau Amir berada ribuan kilometer dari tanah kelahirannya. Ia tak bisa lari dari masa lalunya. Kehidupan baru dijalaninya, ia menikah dengan sesama pelarian Afghan, namun hidupnya selalu dihantui rasa bersalah sampai akhirnya Amir menerima telepon dari sahabat ayahnya yang memintanya untuk menemuinya, hal ini membuat dirinya melihat satu kesempatan untuk kembali ke Afghanistan untuk menebus dosa-dosanya yang telah ia pendam dan coba kuburkan selama berpuluh-puluh tahun. Dan seperti layang-layang, tak kuasa menahan badai, Amir harus menghadapi kenangannya yang mewujud kembali.

Ketika Amir kembali ke Afghansitan, tanah kelahirannya telah berubah, perang dengan Rusia dan perang saudara yang melahirkan rezim Taliban di bumi Afghanistan membuat negeri itu porak poranda dan menjadi negeri yang dijuluki negeri tanpa harapan. Amir secara dramatis harus menghadapi berbagai tantangan, menembus kekejian perang untuk menebus dosa-dosa masa lalunya.

Novel yang ditulis dengan gaya memoar ini memang sangat menyentuh pembacanya. Ceritanya kuat, eksplorasi karakter tokoh-tokohnya disajikan secara pas sehingga tidak ada karakter yang sia-sia dalam buku ini. Selain itu kalimat-kalimat yang mengaduk-ngaduk emosi pembacanya dan tema abadi yang diangkat mengenai kehidupan manusia: cinta, kehormatan, pengkhianatan, ketakutan, pengabdian, dan penebusan membuat buku ini menjadi sebuah buku yang memorable, buku yang akan selalu diingat sepanjang masa.

Novel ini juga memberi pemahaman kepada pembacanya mengenai konflik-konflik politik yang terjadi di Afghanistan, terutama mengenai kaum, Sunni dan Syi'ah. Kekejaman kaum Taliban, kesengsaraan rakyat Afghan dan porak porandanya infrastruktur kota-kota di Kabul dan sekitarnya juga terungkap dengan baik dalam buku ini. Selain itu, sisi-sisi menarik dari komunitas mayarakat Afghan-Amerika yang memiliki perkampungannya tersendiri memperluas wawasan pembacanya mengenai kehidupan rakyat Afghan yang harus memulai hidupnya dari nol dan melupakan status dan kehidupan mewah mereka di negara asalnya agar bisa bertahan hidup

Selain itu pembaca juga akan banyak dikejutkan oleh berbagai peristiwa yang tak terduga, hal ini menyebabkan akhir dari kisah novel ini menjadi unpredictable sehingga novel ini jadi tak membosankan dan membuat pembaca terus bertanya-tanya bagaimana akhir dari novel menarik ini.

Dari segi terjemahan novel ini patut mendapat pujian, pilihan kalimat-kalimatnya tersaji dengan lancar, enak dibaca, dan mudah dinikmati. Tak ada ganjalan berarti dalam membaca novel terjemahan ini. Kerja yang patut dihargai dari penerjemah dan editor novel ini.

Novel The Kite Runner adalah buku terlaris sepanjang tahun 2005 versi Publisher's Weekly dengan menduduki tangga atas best-seller selama lebih dari 50 minggu, selain itu novel ini diganjar sebagai buku terbaik tahun 2004 versi San Francisco Chronicles. Menurut situs imdb.com, novel ini sedang dipersiapkan untuk diadaptasi ke layar lebar oleh Marc Forster yang menyutradai film Finding Neverland (2004). Film Kite Runner rencananya akan dirilis pada 2007, kini masih dalam tahap Pre-production.

@ h_tanzil

8 comments:

Anonymous said...

Jadi gak sabar ingin lihat seperti apa filmnya nih.....

Duma said...

gak sabar, nunggu "layang-layang" nya nyampai di tangan.
Baru pesan ^.^

Anonymous said...

Untuk keseribu kalinya kukatakan...novel ini harus dibaca dan dapatkan makna terdalam dari untaikan kisah di novel ini

penakayu said...

Bang Tanzil, saya tidak biya membayangkan bagaimana novel setebal 600an halaman ini dibaca habis kemudian dibuat resensinya,
wah, bikin kepala senut-senut
gimana caranya...

Terus terang, saya suka baca buku, tapi kalau untuk menceritakan kembali, wah, nanti dulu. Belum sanggup.

Bang, bagi-bagi pengalaman dunk resep cespleng mudah meresensi buku..?

Anonymous said...

Bang Hikaru,

Resep menulis resensi adalah sering-sereing baca resensi orang lain, lalu mencoba menulis.
Cobalah menulis menurut gaya Anda, tak usah yang formil2, pokoknya kesan yang kita dapat dari sebuah buku kita ungkapkan lewat tulisan. Semakin sering mencoba semakin terlatih otot2 menulis kita.
Selamat mencoba

tan_intan said...

ini novel emang top banget!!
oh my god! i cried while reading this book in a bus(way).. and i didn't care..!!

libra said...

Setelah nonton filmnya, sekarang saya jadi pengen baca bukunya:) Tadinya saya sama sekali tidak tertarik mau nonton film ini karena judulnya, paling juga cuma pertandingan layang2:)Ternyata filmnya bagus banget sedih dan mengharukan. Benar-benar menyentuh. Dan akhirnya Amir mengadopsi anak sahabatnya itu, Hasan, yang ternyata keponakannya sendiri????. Sooo....buruan deh nonton filmnya:)
Saya jadi pengen banget baca novelnya mungkin lebih seru kali ya.

Hello said...

novelnya keren banget sumpah. banyak amanat yang bisa dipetik. mengisahkan tentang penebusan dosa masa kecil. menurutku, ini adalah novel yang wajib dibaca sebelum kita meninggal. :)

menurut review yg pernah kubaca, lebih bagus novelnya drpd filmnya...