Thursday, December 22, 2005

Supernova - Episode: PETIR


Judul Buku : Supernova - Episode : PETIR
Penulis : Dewi Lestari
Penerbit : PT. AKUR (Andal Krida Nusantara)
Cetakan : I, Desember 2004
Tebal : 203 hlm.

Bagi para pembaca serial Supernova mungkin buku inilah yang paling dinanti-nanti selama hampir dua tahun ini. Setelah Seri Supernova pertama ", Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh terbit pada tahun 2001 dilanjutkan dengan Supernova kedua : Akar.(2002) Akhirnya di penghujung tahun 2004 lalu terbit Supernova ketiga : Petir yang diikemas dengan cover lux dan dicetak diatas kertas import yang ramah mata.

Tokoh utama pada episode Petir ini adalah seorang gadis bernama Elektra. Elektra lahir dari keluarga sederhana, dia hidup bersama ayah dan kakaknya Watti. Ibunya meninggal ketika Elektra masih kecil sedangkan Ayahnya seorang tukang listrik dan membuka usaha bernama Wijaya Elektrik. Elektra adalah sosok yang unik, ia senang menonton kilatan petir semenjak kecil akibat pernah tersetrum aliran listik. Kematian ayahnya membawa satu babak baru dalam kehidupan Elektra karena tak lama setelah kematian ayahnya Watti menikah dan harus pergi meninggalkan Elektra untuk mengikuti suaminya ke Tembagapura . Tinggallah Elektra seorang diri dan harus meneruskan usaha ayahnya dengan setumpuk masalah hutang piutang dan administasi yang tak dimengertinya. Akhirnya ia tak mampu untuk mengelola Wijaya Elektrik dan harus menutupnya. Dalam masa pencarian kerjanya Elektra menerima surat dari sebuah perguruan tinggi alam gaib yang menawarkan dirinya untuk menjadi asisten dosen. Penasaran dengan tawa! ran itu Elektra mencoba memenuhi persyaratan 'aneh' yang diajukan dan membawanya bertemu dengan seorang dukun, disinilah Elektra mulai menyadari bahwa dalam dirinya terdapat aliran listrik yang mampu membuat dukun tersebut tersetrum. Akhrinya dalam suatu kesempatan Elektra bertemu dengan Ibu Sati seorang paranormal yang akan memberinya petunjuk untuk mengendalikan dan mempergunakan keunikan yang ada dalam diri Elektra . Melalui Ibu Sati ini pula Elektra akhirnya mendapat ilham untuk membuka sebuah usaha Warnet bersama teman-temannya , tidak itu saja Elektra juga akhirnya membuka praktek pengobatan berkat aliran listrik yang ada dalam dirinya.

Berbeda dengan dua seri Supernova pendahulunya kali ini Petir dibuat dengan lebih membumi dan terkesan lebih ringan dari seri sebelumnya, tak jarang joke-joke segar akan ditemui dalam buku ini, persoalan-persoalan serius yang terungkap dalam buku ini disajikan dengan ringan sebagaimana tokoh Elektra yang selalu polos dalam memandang hidupnya. Karakter tokoh-tokohnya menarik namun terkesan tak mengada-ada dan sangat mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya menulis Dewi pun kali ini lebih renyah dan mengalir hingga membuat pembaca enggan melepaskan buku ini sebelum sampai ke halaman terakhir. Melalui episode Petir ini sepertinya penulis ingin agar pembaca supernova memperoleh pengalaman yang berbeda dari tiap seri Supernova yang konon masih akan berlanjut hingga seri ketujuh.

@h_tanzil

No comments: