Saturday, July 21, 2007

Anak Pemburu Beruang

Judul : Anak Pemburu Beruang
Penulis : Karl May
Penerjemah :
Primardiana Hermilia Wijayanti (koord)
Ani Inatalazia
Nasirotussa'diyah
Widyana Ika Rosidah
Endang Purwati
Dr. Conny Bast (Konsultan Ahli Jerman)
Penyunting : Agustinus
Penerbit : Pustaka Primatama
Cetakan : I, Okt 2006
Tebal : 361 hlm

Anak Pemburu Beruang adalah salah satu karya Karl May yang diperuntukkan bagi pembaca remaja. Namun bukan berarti kisahnya kalah seru dibanding karya-karya monumentalnya seperti seri Winnetou (I-IV) dan seri Kara ben Nemsi. Dalam novel ini kita kembali akan menikmati serunya petualangan Old Shatterhand dan Winnetou dengan setting cerita Yellowstone Park yang memesona.

Kisahnya diawali dengan perjalanan dua orang sahabat, Davy Jangkung dan Jemmy Gendut ketika mereka membebaskan seorang pemuda indian bernama Wohkadeh yang ditangkap sekelompok orang kulitputih. Saat ditangkap, Wohkadeh sedang membawa pesan kepada Martin Baumann tentang ayahnya Baumann si pemburu beruang yang tertangkap suku Indian Soux Ogallalla. Davy Jangkung, Jemmy Gendut dan Wohkadeh akhirnya berhasil menemui Martin Baumann di pondoknya. Disana mereka bertemu dengan sahabat Martin, Hobble Frank dan pelayan setia keluarga Baumann, Bob Negro.

Keenam orang ini pun segera berangkat untuk membebaskan Baumann. Di tengah perjalanan, mereka bertemu Old Shatterhand dan Winnetou yang bersedia membantu. Kini dengan rombongan berjumlah delapan orang, mereka melanjutkan misi membebaskan Martin Baumann. Ketika menuju Bighorn Mountain dan melewati padang perburuan suku Shoshone, Hobble Frank dan Jemmy gendut tertangkap oleh suku Shosone. Berkat kecakapan Old Shatterhand dan Winnetou mereka berhasil dibebaskan, bahkan mereka berhasil menculik kepala suku Shoshone, Tokvi-Tey di wigwamnya (perkemahan) sendiri. Tentu saja hal ini merupakan aib bagi Tokvi-Tey.

Namun karena Old Shatterhand tak berniat bermusuhan dengan suku Shosone, Tokvi-Tey pun dibebaskan. Karena harga dirinya telah jatuh, Tokvi-Tey dan anaknya berniat bunuh diri, bagi mereka lebih baik mati daripada hidup menganggung malu karena pernah ditangkap oleh mukapucat di wigwamnya sendiri. Namun begitu mereka mengetahui bahwa yang menangkapnya adalah Old Shatterhand dan Winneotu, merekapun mengurungkan naitnya. Bagi mereka suatu kehormatan bila berhadapan dan tertangkap oleh dua orang pemburu mashyur yang namanya dikenal diseluruh ladang paire. Akhirnya Tokvi Tey dan suku Shosone bergabung untuk menyelematkan Baumann karena ternyata Baumann pernah menyelamatkan nyawa Tokvi tey ketika suku Soux Ogallalla menyerbu sukunya.

Dalam perjalanan, rombongan ini dimata-matai oleh dua orang suku Usparoca. Old Shatterhand terpaksa membunuh mereka karena membiarkan mata-mata musuh hidup adalah tindakan yang sangat beresiko di daerah barat yang liar. Kejadian ini membuat marah, Oiht-e-keg-fa-wakon, kepala suku. Ia mengajak Old Shaterhand bertarung satu-lawan satu. Yang menang berhak atas nyawa yang kalah beserta rombongannya.

Seperti sudah diduga, pertarungan ini dimenangkan oleh Old Shatterhand dan Winnetou. Berarti nyawa suku Usparoca berada dalam tangan Old Shatterhand. Alih-alih membunuh Oith-e-ke-fa-wakon, Old Shatterhand mengajak suku Usparoca bergabung untuk membebaskan Martin Baumann. Tawaran ini diterima oleh suku Usparoca karena mereka berniat mengambil kembali jimat mereka yang dicuri oleh suku Sioux Ogallala.

Kini rombongan Old Shatterhand semakin banyak dan kuat untuk membebaskan Baumann yang ditawan oleh suku Sioux Ogallaa. Namun misi ini tidaklah mudah, selain harus melawan suku Sioux Ogallala yang terkenal keji dan licik, mereka juga harus menghadapi keganasan alam Yellowstone Park dimana mereka harus melewati ngarai-ngarai yang mengerikan, pancaran geyser setinggi lebih dari 30 meter yang memancarkan air panas dan setelah itu memuntahkan isi perut bumi yang penuh dengan material-material panas yang beracun. Selain itu, tanah yang mereka pijakpun senantiasa bergerak karena hanya merupakan kerak bumi yang tipis dan penuh lubang-lubang yang menganga lebar dan penuh dengan lumpur panas yang siap menelan mereka.

Kisah Anak Pemburu Beruang adalah salah satu dari sedikit karya Karl May yang memang ditulis untuk pembaca remaja. Selain anak Pemburu Beruang, karya-karya yang ditujukan untuk pembaca remaja antara lain, Hantu Llano Estacado (Puspri, 2006), Mustang Hitam, dan Raja Minyak yang dalam waktu dekat akan diterbitkan ulang oleh Pustaka Primatama.

Secara umum kisah remaja dalam karya-karya Karl May memang tidak jauh berbeda dengan kisah-kisah perjalanan yang dibuat untuk pembaca dewasa (Winnetou I-IV, Kara Ben Nemsi, Old Surehand I-III, dll). Hanya saja alur ceritanya tidak dibuat serumit kisah-kisah perjalanan. Tokoh sentral dalam ceritanyapun terkadang sama, untuk Anak Pemburu Beruang, Hantu Llacado, Raja Minyak, Mustang hitam, dan harta Danau Perak menampilkan tokoh Old Shatterhand dan Winnetou. Selain itu walau diperuntukkan bagi remaja, May tetap mempertahankan gaya berceritanya yang berwawasan luas serta deskripsi geografis yang detail karena didukung oleh riset yang cermat.

Khusus dalam novel ini pembaca akan disuguhkan deskripsi geografis keindahan sekaligus keganasan alam Yellowstone Park. Dan itu diungkapkan bukan berdasarkan khayalan semata melainkan berdasarkan laporan dari Prof. Hayden yang pada tahun 1872 menerbitkan laporan resmi yang berjudul “Penemuan Daerah Geyser Terbaru di Yellowstone dan Sungai Madison”. Bahkan, dalam karyanya ini May juga mengutip bunyi Undang-Undang Dewan Perwakilan rakyar Amerika yang berisi ketentuan tentang Taman Nasional Amerika (hal 247).



Yellowstone Park



Selain disuguhkan deskripsi alam yang begitu mendetail sehingga membuat pembacanya larut dalam ceritanya. Dalam Anak Pemburu Beruang, May juga menyuguhkan kisah-kisah yang menarik, selain serunya Old Shatterhand dkk membebaskan Martin Baumann, novel ini juga menyuguhkan kisah menegangkan tentang si anak pemburu beruang yang berhadapan dengan beruang ketika ia masih kecil. Selain itu berbagai kisah lucu juga terselip dalam karya ini seperti bagaimana Bob Negro yang digigit hewan sigung yang mengeluarkan bau tidak sedap, percakapan antara Hoblle Frank dan Jemmy gendut yang saling mengunggulkan diri dalam ilmu pengetahuan, dll, semua itu menghiasi novel ini sehingga novel setebal 361 hal ini menjadi tidak membosankan.

Satu hal yang membuat novel ini dikatakan diperuntukkan bagi remaja, karya ini menonjolkan hubungan antara ayah dan anaknya yang bisa kita lihat pada tokoh Martin Baumann dan ayahnya, juga antara kepala suku Shosone Tokvi-Tey dan putranya dimana kedua-duanya memperlihatkan hubungan yang sangat dekat.

Selain itu dalam novel ini kita juga akan menemukan figur remaja yang mungkin jarang ditemui dalam kisah-kisah perjalanan Karl May. Dalam novel ini sosok Indian Wohkadeh dan Martin Baumann bisa dianggap mewakili figur remaja yang berani menghadapi tantangan dan bertanggung jawab atas tugas dan perbuatan mereka. Namun sosok Martin Baumann juga bukan sosok remaja yang sempurna, seperti remaja-remaja lainnya ia juga tampak tidak sabaran dan gegabah dalam bertindak. Hal ini tercermin ketika ia mengambil tindakan sendiri dan lepas dari rombongan Old Shatterhand karena hendak memastikan apakah ayahnya masih hidup atau tidak. Peristiwa ini jika ditinjau dari segi didaktik tampaknya sangat tepat karena mengajarkan pada pembaca remaja untuk tidak gegabah dalam bertindak.


Walau dalam karya ini May banyak memasukkan unsur didaktik namun May bukanlah penulis yang menggurui, melainkan seorang pencerita yang mampu menyihir pembacanya untuk menikmati petualangan tokoh-tokohnya sambil menanamkan hal-hal yang positif. Kemahirannya bertutur dan keluwesannya menggabungkan berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari riset yang mendalam diungkapkan dengan peduh kedamaian dan tanpa mengurangi serunya petualangan tokoh-tokohnya.



Sejarah Singkat Penerbitan Anak Pemburu Beruang.


Der Sohn des Barenjagers atau Anak Pemburu Beruang seperti halnya sebagian besar karya-karya Karl May lainnya merupakan cerita bersambung yang dimuat di majalah-majalah. Kisah ini dimuat di majalah remaja pria Der Gute Kamerad di Stutgart mulai Januari hingga September 1887. Kemudian dilanjutkan dengan kisah Der Geist des Lliano Estakado (Hantu Llano Estacado) dari Januari hingga September 1888.

Pada 1890, Anak Pemburu Beruang dan Hantu Lliano Estacado diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Der Sohn des Barenjagers. Dalam buku ini kedua kisah diatas digabungkan dengan menambahi dan mengurangi isi versi cerita bersambungnya.

Anak Pemburu Beruang dan Hantu Llano Estacado pernah diterbitkan di Indonesia dengan judul Rahasia Bison Putih, oleh Pradnya Paramita pada tahun 1960-an. Adapun yang menjadi dasar terjemahannya adalah buku versi Belanda yang berjudul Het Geheim van den Eitten Bison. Seperti lazimnya versi Belanda untuk karya2 Karl May, kisah ini telah mengalami peringkasan. Cerita Hantu Llano Estacado disisipkan ke dalam cerita Anak Pemburu Beruang sehingga menimbulkan kesan yang absurd.

Kini, setelah empat puluh tahun kemudian, Pustaka Primatama bersama PKMI (Paguyuban Karla May Indonesia) menerbitkan Kisah anak Pemburu Beruang dan Hantu Llano Estacado dalam dua buku terpisah. Dan yang menjadi dasar terjemahannya adalah karya asli Karl May dalam bahasa Jerman ketika masih dalam bentuk cerita bersambung. Dengan demikian kini pecinta karya-karya Karl May di Indonesia dapat membaca karya asli Karl may yang diperuntukkan bagi para remaja setelah selama 40 tahun kita hanya membaca versi ringkasnya saja.

Dalam waktu dekat Pustaka Primatama & PKMI jugga akan menerbitkan Raja Minyak, Mustang Hitam, dan yang paling ditungg-tunggu…..Winnetou IV

@h_tanzil

1 comment:

Vania said...

Salam kenal dari Jerman, saya juga baca Karl May, Winnetou serta Dan Damai di Bumi. Kebetulan tim penerjemah buku2 Karl May adalah sahabat2 saya, salah satunya bekas ketua jurusan saya di Malang dan Dr. Conny Bast sudah kembali ke Jerman dan kami sudah bertemu. Musim panas ini ada pertunjukan ttg karya2 Karl May di panggung lengkap dengan dar der dor nya, spt pada Raja Minyak (der Ölprinz). HOWGH!