Monday, March 10, 2008

An Affair to Forget

Judul : An Affair to Forget – Mencintai saja tak pernah cukup
Penulis : Armaya Junior
Penyunting : GIta Romadhona
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : I, 2008
Tebal : 237 hlm

Hal pertama yang kubayangkan ketika seorang perempuan dikhianati adalah marah besar, bahkan bukan tak mungkin menggugat cerai suaminya. Tapi ketika pengkhianatan itu menimpa Anna, sahabatku, semua itu tak kutemukan darinya. Sebagai perempuan mandiri dan tegar, dia memilih jalan yang bagi orang lain terasa mustahil, yaitu berusaha mencari informasi tentang perempuan selingkuhan suaminya dan..berteman dengannya.

Awalnya tak ada yang salah dengan pernikahan Toni dan Anna, sembilan tahun sudah pernikahan yang mereka lewati. Keluarga yang romantis dan bahagia, dua anak, dan perekonomian yang mapan karena Toni dan Anna sama-sama bekerja dan memiliki karir yang menjanjikan. Namun tiba-tiba Anna melihat keganjilan atas perilaku suaminya. Naluri kewanitaannya sebagai seroang istri mengatakan bahwa Tony telah berselingkuh dengan wanita lain.

Dengan bantuan sahabatnya, Anna mencoba membuktikan kecurigaannya. Dan ternyata benar, Toni, suaminya berselingkuh. Tak dapat dipungkiri kalau ia merasakan pedih dan sakit hati. Namun Anna bukanlah tipe wanita yang cengeng. Ia tidak larut dalam kesedihan, melainkan berusaha untuk mengembalikan suaminya ke dalam pelukannya kembali.

Akhirnya Anna berhasil menemukan wanita selingkuhan suaminya. Ia adalah seorang klien suaminya yang bernama Dini. Namun apa yang dilakukan Anna bukanlah melabrak Dini, atau mengancam suaminya agar segera meninggalkan Dini atau bercerai dengannya. Tidak! Anna justru melakukan tindakan yang sama sekali diluar dugaan siapapun. Ia tekan rasa pedih dan sakit hatinya, alih-alih menaruh dendam dan amarah kekasih suaminya, Anna malah menjalin persahabatan dengan Dini, wanita yang jelas-jelas ingin merengut kebahagiaan rumah tangganya.

Perselingkuhan memang merupakan masalah terbesar dalam keutuhan suatu rumah tangga dan merupakan penyebab utama perceraian. Banyak sudah kisah perselingkuhan diangkat dalam ranah fiksi, namun yang membuat novel ini istimewa adalah bagaimana akhirnya sebuah perselingkuhan diakhiri dengan cara yang tidak lazim seperti yang sering kita dengar dan baca baik di kisah-kisah nyata maupun kisah-kisah fiksi.

Melalui kisah yang dinarasikan oleh tokoh “Aku” selaku sahabat Anna, pembaca akan diajak mengikuti perjuangan Anna untuk merebut kembali suaminya ke pelukannya. Walau bercerita kepedihan soerang wanita namun tidak ada narasi cengeng dalam novel ini. Tokoh-tokoh dalam novel ini adalah tokoh yang tegar, berpendidikan, dan memiliki gaya hidup modern.

Kehidupan masyarakat metropolis menengah keatas dengan gaya hidup yang bebas tergambarkan juga melalui semua tokoh dalam novel ini. Hubungan one night stand untuk mendapatkan seks dan cinta sesaat merupakan hal yang lumrah. Kencan yang berakhir dengan hubungan seks bukan hal yang aneh. Kalaupun ada penyesalan karena telah melakukan hubungan seks, itupun bukan karena tokohnya ingat akan dosa, melainkan karena hubungan persahabatan yang mungkin akan rusak akibat seks.

Karenanya novel ini benar-benar hanya dapat dibaca oleh mereka yang telah berpikir secara dewasa. Deskripsi hubungan seks dan adegan percumbuan walau disampaikan dengan halus namun sanggup membawa pembacanya masuk dalam imajinasi kenikmatan cinta.

Namun dibalik kehidupan bebas para tokoh-tokohnya, ada satu hal yang menarik dan menggugah kesadaran pembacanya. Melalui kisah cinta Anna dan Toni yang begitu romantis dan menggebu-gebu ternyata hal itu tak otomatis membuat rumah tangga mereka bebas dari hantaman badai. Ternyata mencintai saja tak cukup. Ada beberapa hal yang tentunya akan kita peroleh setelah membaca novel ini.

Armaya Junior memang pencerita yang mahir, kita akan dibuat betah menikmati novel ini dan selalu dibuat bertanya-tanya bagaimana kira-kira peristiwa selanjutnya dari kejadian-kejadian yang terjadi di novel ini. Amarya tampaknya juga mahir dalam mendeskripsi detail sebuah tempat atau peristiwa. Selain deksrpisi percumbuan yang memabukkan , pembaca juga diajak masuk dalam detail mengenai rumah dan furniturnya. Dan satu lagi yang unik, pembaca diajak sejenak masuk dalam dunia Akuntansi lewat dialog tokoh-tokohnya.

Novel dengan materi politik, filsafat, budaya, kedokteran, hukum, dll sering kita baca. Namun novel dengan muatan Akuntansi ? rasanya dalam ranah fiksi tanah air, baru Amara Junior yang melakukannya. Salut untuk penulis yang telah melakukan terobosan ini. Bagi pembaca yang mengenal dunia akuntansi hal ini tentu saja sangat menarik, namun bagi mereka yang tidak mengenal permasalahan akuntansi hal ini menjadi bagian yang membosankan.

Namun jangan khawatir, materi akuntansi dalam novel ini tidaklah banyak. Hanya ada dua bagian, di kisah-kisah awal dan di bagian akhir ini. Nah, di bagian mendekati akhir novel (hal 163-165) inilah yang tampaknya agak mengganggu kenikmatan membacanya. Ketika emosi pembaca sudah memuncak ingin segera mengetahui akhir dari kisah ini, tiba-tiba penulis kembali memasukkan dialog akuntansi, walau tak banyak namun cukup mengganggu. Mungkin sebaiknya materi akuntansinya dipadatkan saja dibagain-bagian awal agar emosi pembaca tak terganggu.

Akhirnya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, novel yang menurut penulisnya diangkat dari kisah nyata plus materi akuntansi ini telah hadir dan menyemarakkan khazanah sastra kita. Jika mau dicermati dan dimaknai, apa yang telah disajikan oleh penulisnya bukanlah sekedar novel cinta yang menghibur belaka, ada sebuah pesan yang tampaknya ingin disampaikan, selain mencerdaskan pembacanya dengan materi akuntansinya, novel ini juga membuka pikiran pembacanya bahwa ada alternatif lain dalam memecahkan masalah. Mencintai saja tak pernah cukup untuk memelihara keutuhan rumah tangga.

Seperti yang terdapat di lembar terakhir novel ini, Anna mengungkap bahwa ia mau kisah cintanya ini dibukukan agar bisa berbagi kepada banyak orang, “Aku mau share pengalaman biar semua perempuan tahu alternatif memelihara pernikahan mereka” (hal 237)

Tentang Penulis

Armaya Junior adalah nama pena dari Ardian Syam, yang saat ini bekerja di sebuah BUMN terkenal di Medan dan memiliki latar belakang pendidikan Magister Akuntasi
Ia dikenal sebagai seorang penulis buku-buku motivator, “Kacamata Kuda” (Amara Books,2006), Instrumen Orang Sukses (LP-FEUI, 2007), selain itu artikel-artikel motivasinya juga dapat dibaca di www.bukakacamatakuda.blogspot.com. atau di www.andriewongso.com .

Sebagai penulis motivasi ia kini mencoba masuk dalam ranah fiksi. Sebelumnya Armaya memang pernah menulis beberapa puisi dan cerpen di muat di beberapa koran Medan. Mengapa sampai menulis novel? Berdasarkan pengamatannya, ia beranggapan masyarakat kita lebih menyerap pesan apapun lewat media fiksi (seperti cerpen, novel, sinetron, film TV maupun film bioskop). Maka selain menyampaikan pesan lewat media-media serius seperti buku motivasi, ia mencoba menyampaikan lewat novel.

Karena ditantang oleh seorang temannya untuk membuat sebuah novel dengan muatan akuntansi, dan anggapan sebagian besar orang bahwa akuntansi tidak menarik untuk diceritakan, darah akuntannya lalu menggelegak untuk menjawab tantangan tersebut. Maka lahirlah novel perdananya ini dengan muatan akuntansi didalamnya.

Kabarnya Armaya tengah mempersiapkan dua buah novel berikutnya yang juga memasukkan unsur-unsur akuntansi di dalamnya. Selain itu, ia juga sedang menulis buku akuntansi dengan metode yang menyenangkan. Dengan gaya bercerita, dan sebanyak mungkin menghindari kata-kata yang berat, dan diimbuhi dengan komik.

Jika Armaya Junior a.k.a Ardian Syam konsisten menulis novel dengan muatan akuntansi secara menarik, bukan tak mungkin akan terbit genre baru dalam dunia sastra tanah air, yaitu genre SASTRA AKUNTANSI !


@h_tanzil

2 comments:

Anonymous said...

kenapa ya endingnya ngga seru? x( jadi kaya baca komik.

Ardian said...

Mengharapkan ending yang seperti apa, Mbak? Silakan kritik ke ardian.syam@gmail.com atau armayajunior@gmail.com.