Judul : Letters to Sam
Penulis : Daniel Gottlieb
Penerjemah : Windy Ariestanty
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : I, 2011
Tebal : 218 hlm
Surat adalah salah satu cara yang paling efektif dalam
menyampaikan pesan kita kepada seseorang yang terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Salah satu keuntungan menyampaikan pesan
melalui surat adalah pesan kita akan terdokumentasikan dengan baik dan lebih terstruktur sehingga mudah dipahami
Walaupun surat ditulis
dengan gaya personal kepada seseorang tertentu , namun tak jarang surat-surat
itu dapat bermanfaat bagi banyak orang, contohnya adalah
surat-surat personal yang dikirim oleh tokoh-tokoh terkenal, sebut saja RA
Kartini, HB Jasin, Ajip Rosidi, Pramoedya, dll yang pada akhirnya dibukukan sehingga dapat dibaca oleh banyak
orang dan menjadi inspirasi
Demikian pula surat-surat yang ditulis oleh Daniel Gotlieb
kepada cucunya Sam. Gotlieb adalah
seorang psikolog yang pernah mengalami
kecelakaan lalu lintas sehingga separuh tubuhnya lumpuh. Di awal-awal kecelakaan ia sempat frustasi
akan ketidakberdayaannya namun akhirnya
ia bisa mengatasi semuanya itu. Pengalaman yang ia alami inilah yang mau ia sampaikan
melalui surat-suratnya pada Sam, cucunya yang juga mengalami keterbatasan
seperti dirinnya. Sam adalah penderita autisme
Sebelum mengetahui bahwa Sam adalah anak yang autis, niatan
Gotlieb untuk menulis surat pada cucunya adalah semata hanya karena ingin
memberi pesan pada cucunya tentang hidup, cinta, dan apa arti memiliki orang
tua dan pentingnya teman. Ia juga ingin Sam tahu siapa dirinya dengan harapan
Sam akan membacanya suatu hari kelak.
Namun harapan itu berubah, ketika Sam berumur kurang dari 2
tahun Sam menunjukkan gejala autisme, gangguan otak yang secara radikal
mengubah cara orang memahami dan menanggapi dunia serta hal-hal lain diluar
dirinya. Awalnya Gottlieb sangat terpukul, apakah kelak di kemudian hari Sam
akan mampu memahami surat-surat yang ditulis untuknya?
Namun akhirnya Gottlieb sadar bahwa dengan penyakit yang
diderita cucunya dirinya ternyata memiliki banyak hal untuk disampaikan pada
Sam kelak, untuk itulah akhirnya ia segera mewujudkan keinginannya untuk
menulis surat untuk Sam.
Sadar bahwa Autisme yang diderita Sam membuat dirinya
berbeda dengan anak-anak lain Gottlieb menulis agar Sam memahami apa artinya
‘berbeda’ dari orang lain. Perbedan tidak seharusnya menjadi hambatan,
melainkan harus dijalaninya dengan penuh perjuangan. Seperti dirinya yang ‘berbeda’
dari orang lain karena cacat tubuhnya,
Gottlieb berjuang mengatasi perbedaan itu
dan melalui suratnya Gottlieb mengajari
Sam bagaimana caranya menerima perbedaan dan berjuang untuk menjalani
kehidupannya.
Dalam surat Gottlieb juga menekankan soal cinta sejati, ia
ingin agar Sam dicintai sepenuhnya dan mengecap setiap sensasi yang dihadirkan
oleh cinta sehingga ketika Sam dewasa nanti cucunya akan mengeri bahwa
memberikan cinta adalah sebuah kebahagiaan sejati karena memberi cinta jauh
lebih penting daripada menerimanya.
“Semoga kau tetap ingat apa yang dibutuhkan jiwamu. Bukan
kemakmuran, harga diri, dan kepemilikan, tetapi tanggung jawab orang dewasa
untuk mencintai..” (hal 157)
Menyoal keterbatasan fisiknya sehingga Gottlieb harus selalu
berada dalam kursi roda dan membuat dirinya banyak dibantu oleh orang-orang
yang berada di sekitarnya tak lantas
membuat dirinya merasa rapuh karena keterbatasannya ini membuat orang lain
merasa bahagia karena dapat membantunya.
Dari perspektif kursi rodanya Gottlieb menulis demikian,
“ Acapkali kita berusaha untuk menghindari hal-hal yang bisa
menampakkan kerapuhan kita sehingga kita jadi sering berpura-pura. Namun, hanya
dengan berhenti berpura-pura bahwa kau berani atau kuat, maka kau bisa
mendorong orang lain untuk menunjukkan kebaikan yang ada dalam diri mereka”
(hal 56)
Masih banyak pesan-pesan yang disampaikan Gotlieb pada
cucunya ini. Ada 33 surat yang diklasifikasikan
berdasarkan tema sehingga lebih memudahkan pembacanya untuk memahami apa benang
merah dari surat-surat yang ditulis Gotlieb dalam setiap bagiannya.
Seperti halnya sebuah surat personal, buku inipun ditulis
secara personal dengan kalimat-kalimat yang mudah dimengerti sebagaimana
seorang kakek menulis untuk cucunya yang beranjak dewasa. Latar belakang Gotlieb sebagai seorang psikolog tercermin dalam setiap suratnya sehingga setiap pesan yang ditulisnya
ini benar-benar menyentuh dan menggugah pembacanya.
Walau ditujukan pada cucunya yang menderita autis namun
keseluruhan dari surat-suratnya ini bersifat universal sehingga dapat dibaca
oleh siapa saja dengan range usia pembaca yang luas , sayangnya Gotlieb tidak mengeksplorasi
secara mendalam mengenai keautisan Sam . Andai saja Gottlieb menulis lebih
spesifik lagi dan mengeksplorasi pesan-pesannya untuk cucunya yang autis tentunya buku ini akan semakin menarik terutama oleh para orang tua yang anaknya menderita
autis.
Namun terlepas dari itu apa yang ditulis Gottlieb pada Sam
sangatlah bermanfaat dan inspiratif, bukan bagi Sam saja, melainkan bagi kita semua
yang membacanya. Dalam surat-suratnya kita akan menemukan berbagai pesan bagaimana
cara menghadapi ketakutan, merajut harapan, memberikan cinta, mensyukuri anugerah hidup, dan mengambil
hikmah dalam setiap rencana Tuhan bagi kita.
Gotlieb telah menulis untuk Sam dan untuk kita, mari kita
pahami, maknai, dan belajar dari kehidupan Gotlieb untuk menjalani kehidupan
kita. Dan yang pasti dengan membeli buku ini kita juga menjadi berkat bagi
banyak orang karena seluruh royalty dari buku ini akan didonasikan untuk Care Autis Now dan kegiatan amal lainnya
yang berkaitan dengan anak-anak.
@htanzil
@htanzil
9 comments:
Setuju, buku ini sangat kurang menyentuh si Sam (yg dijadikan judul buku ini), terutama autisme si Sam. Suratnya lebih banyak mengisahkan pengalaman hidup si penulis, pdhal saya kira yg akan banyak dibahas ya si Sam. Tapi, keren juga kalimat2 penyembuhan yg bertebaran dlm buku ini ya om
yap, ini lebih menyorot pengalaman si kakek utk dijadikan pelajaran buat cucunya ya...mirip the last lecture sebenernya...tapi dibuat lebih sederhana =)
"Namun terlepas dari itu apa yang ditulis Gottlieb pada Sam sangatlah bermanfaat dan inspiratif, bukan bagi Sam saja, melainkan bagi kita semua yang membacanya"
Setuju banget nih. Terasa sangat bermanfaat buatku. Hehehe.
Aku juga suka kata-katanya, penuh makna. Coba kalo tentang Sam dan autisnya diperbanyak buku ini Juara deh :D
seluruh royalty dari buku ini akan didonasikan untuk Care Autis Now dan kegiatan amal lainnya yang berkaitan dengan anak-anak. >>> baru tahu soal ini :D
jadi pengen deh beli bukunya
Kalau dilihat dari asal mula buku (surat) ini ditulis, Daniel memang ingin memberi Sam wawasan yang lain tentang hidup. Justru itu yg kurasa membuat buku (surat) ini makin terasa menyentuh. Kalau ditambah dengan cerita keautisan Sam, maka akan jadi memoar, dan bukan lagi kumpulan surat.
Mungkin maksudnya bukan tentang keautisan Sam, tapi nasihat2 yg ditujukan scr lbh spesifik bagi seorang anak autis, itu yg kumaksud menjadi kelemahan buku ini.
Jadi misalnya anak yg autis itu akan memiliki kecenderungan untuk begini-begini, nah si kakek bisa menulis pesan kalau dia itu harus begini begitu, dengan demikian buku ini akan lebih fokus dan lebih bermanfaat bagi orang tua yang anaknya menderita autis agar dpt menyampaikan pesan kakek Sam kpd anaknya.
Jadi secara universal bagi pembaca secara umum buku ini bagus, tapi secara spesifik tentang kakek yang menulis surat untuk cucunya yang autisme seperti yang 'dijual' dalam sinopsis dan iklan buku ini, sy rasa buku ini kurang kena...
"Jadi secara universal bagi pembaca secara umum buku ini bagus, tapi secara spesifik tentang kakek yang menulis surat untuk cucunya yang autisme seperti yang 'dijual' dalam sinopsis dan iklan buku ini, sy rasa buku ini kurang kena..."
Iya bener nih. Tadinya aku mau kasih tag "autisme" ke reviewku, bahkan cerita sedikit kalo salah satu ponakanku juga autis, tapi kok bukunya nggak bercerita terlalu banyak tentang autisme...
sipp bang
Post a Comment