[No. 289]
Judul : Anak Sejuta Bintang
Penulis : Akmal Nasery Basral
Penerbit : Expose
Cetakan : I, Januari 2012
Tebal : 403 hlm
My rating 3 of 5 stars
Anak sejuta bintang adalah novel biografis seorang pengusaha
sekaligus politikus terkenal Aburizal Bakrie karenanya tak heran ketika novel
ini terbit , novel ini langsung menuai berbagai komentar baik itu komentar negatif
maupun komentar positif. Yang positif mengatakan bahwa novel ini sangat berguna
dan baik dijadikan dasar pengajaran anak, (NH Dini), yang negatif menilai novel
ini diterbitkan dalam rangka pencitraan ‘Ical’ Aburizal Bakrie terkait
rencananya untuk maju sebagai Capres 2014, bahkan sempat beredar isu bahwa Ical pada awalnya berniat membayar milyaran
rupiah pada seorang penulis terkenal untuk membuat novel ini.
Terkait dengan pemberitaan miring mengenai novel ini,
penulis dan Aburizal Bakrie segera mengklarifikasikannya baik di social media
maupun di blognya. Akmal N Basral selaku
penulis mengatakan dengan tegas bahwa novel ini bukanlah novel politik karena
di novel ini Ical diceritakan apa adanya.
Sedangkan Aburizal Bakrie
dalam blog pribadinya menulis demikian :
Menurut penulis, dan penerbitnya novel ini memang bukan
novel pesanan Ical melainkan lahir dari ide mantan sekretaris Ical yang berniat
untuk memberikan kado unik berupa buku untuk ulang Tahun Ical yang ke 65. Ide
ini mendapat dukungan dari teman-teman
dekat Ical dan penerbit Expose (Mizan Group). Mizan Group menjatuhkan pilihan
pada Akmal Nasery Basral yang sudah bekerja sama dengan penerbit dalam menulis
novel Biografis KH Ahmad Dahlan - Sang
Pencerah (Mizan Pustaka, 2010) dan saat itu sedang menulis novel Presiden Prawiranegara. (Hikmah, 2010)
Novel Anak Sejuta
Bintang setebal 403 halaman ini memang pada akhirnya bukan sebuah buku
biografi murni melainkan sebuah kisah fiksi yang terinspirasi dari masa lalu Aburizal
Bakrie, namun tidak seluruh kehidupan Ical yang menjadi dasar novel ini, penulis
membatasi kisahnya hanya dengan menceritakan pengalaman masa kanak-kanak Ical,
tepatnya semenjak TK hingga lulus SD (1951-1958.
Di novel ini dikisahkan bagaimana ketika Ical masih kecil,
keluarga Bakrie yang kaya raya pernah mengalami kebangkrutan sampai-sampai
keluarga ini harus mengontrak rumah untuk tinggal. Namun dalam kondisi seperti
itu keluarga Bakrie tidak menyerah dan tetap mengajarkan hal-hal yang positif
kepada anak-anaknya.
Walau telah menjadi pengusaha sukses kedua orang tua Ical
tak larut dalam kesibukan mengejar materi, mereka tetap mengutamakan komunikasi yang baik dengan
anak-anaknya.
Anak laki-laki
itu harus sering diajak ngobrol supaya terbiasa mengemukakan pendapat ... Kalau
tidak, mereka akan terbiasa menggunakan tangan untuk menyampaikan keinginan. (Hal.
149)
Dengan pola asuh yang baik dan komunikasi yang intens
antara orang tua dan anak tak heran jika Ical tumbuh menjadi anak yang baik dan
berprestasi di sekolahnya, setiap tahun ia selalu menjadi juara kelas. Tak
hanya pintar, Ical juga menjadi anak yang baik dan mengikuti teladan kedua
orang tuanya dalam hal berbagi kepada teman-temannya. Saking baiknya Ical
selalu meminjamkan kelerengnya pada teman-temannya yang kalah bermain kelereng.
Sialnya teman-temannya tak pernah mengembalikan kelerengnya bahkan ketika Ical
kalah ironisnya tidak seorangpun mau memberinya pinjaman kelereng.
Kebaikan dan kepolosan Ical juga tercermin dalam kisah
ketika Ical tanpa izin kedua orang tuanya memberikan anggur dan apel pemberian
rekan ayahnya pada teman-temannya yang kurang mampu padahal saat itu anggur dan
apel adalah makanan mewah bagi keluarga Bakrie sekalipun.
Ical yang langganan juara kelas sejak kelas 1 hingga kelas
5 juga memiliki ambisi untuk tetap menjadi juara kelas hingga kelas 6 nanti.
Mampukah Ical mempertahankan gelar juaranya? Pada akhirnya memang Ical
menyadari bahwa bintang yang paling terang dalam kehidupannya bukanlah kepandaiannya
atau ketika ia menjadi juara melainkan kedua orang tuanya.
“Bintang yang paling terang dalam kehidupan Ical adalah papa dan
mama. Karena cahaya cinta papa dan mama sehingga Ical bisa menemukan cahaya
bintang-bintang lainnya” (hlm. 399)
Novel ini juga mencerminkan keceriaan dan
pengalaman-pengalaman menarik anak-anak pada umumnya, ada soal persahabatan,
persaingan, bagaimana menghargai orang tua, , spirit mengejar cita-cita, dan
sebagainya. Sayangnya semua hal diatas terkisahkan dengan datar-datar saja, kurang
didramatisasi sehingga saya pribadi tidak begitu tergugah oleh kisah-kisah Ical
kecil dalam novel ini.
Selain Ical sebenarnya ada satu tokoh yang menarik di novel
ini, yaitu Raymond, anak mantan tentara KNIL yang pernah tinggal di Belanda.
Raymond dengan sombong selalu
membanding-bandingkan kondisi di Belanda yang lebih baik dibanding di Indonesia.
Dalam satu kesempatan dikisahkan Ical menegur kesombongan Raymond yang
dianggapnya telah menghina pemainan bola Ical dan kawan-kawannya. Di luar
dugaan Raymond tidak marah melainkan menjawab teguran Ical dengan rasional.
“Maaf, bukan
menghina,” ujar Raymond.. “Kalian semua main bola dengan ini,” katanya sambil
menunjuk kaki. “Bukan dengan ini,” katanya sambil menunjuk kepala. “Aku tidak
menghina, aku bicara terus terang. Itu beda.” (hlm 292)
Sayang kehadiran Raymond ini kurang mendominasi di novel
ini, padahal akan lebih menarik jika penulis terus menghadirkan tokoh Raymond
yang sombong namun rasional ini sebagai tokoh antagonis sebagai penyeimbang
tokoh Ical yang terkesan santun dan sangat baik sehingga novel ini akan semakin
hidup dan menarik.
Selain itu ada satu hal yang menurut saya keliru dalam novel
ini yaitu ketika dikisahkan Ical dan adiknya sakit batuk, dokter mendiagnosa
bahwa sakit ical dan adiknya adalah asma.
“Mungkin mereka
tertular bukan dari orang tua, melainkan dari lingkungan sekitar yang ada
penderita asmanya,” jawab Dokter Ghulam panjang lebar (hlm 64)
Pendapat dokter Ghulam ini tentu saja salah, karena
sesungguhnya penyakit Asma bukanlah penyakit menular melainkan penyakit
keturunan.
Wajah dan Suasana Jakarta tahun 50-an
Selain kisah masa kecil Ical, melalui novel ini juga kita
dapat melihat wajah dan suasana Jakarta di tahun 50-an lengkap dengan situasi politiknya
seperti tentang pemilu pertama di tahun 1955, lalu ada juga suasana perayaan 17
Agustus 1956 di Istana Negara yang dihadiri oleh Ical yang bersama teman-teman
SD nya ditunjuk untuk menyanyikan lagu2 perjuangan di depan Bung Karno. Di
bagian ini penulis menyertakan pidato Bung Karno yang menggelegar, walau bukan
pidato aktual melainkan telah diubah oleh
penulisnya untuk kebutuhan novel ini tapi isi pidato itu tetap menghadirkan
semangat dan kelihaian Bung Karno dalam berpidato.
Satu hal yang menarik juga adalah munculnya peristiwa
pencobaan pembunuhan terhadap bung Karno saat beliau menghadiri perayaan hari
lahir Perguruan Cikini. Di bagian ini penulis mencoba mengisahkan peristiwa penggranatan
itu dengan hidup lengkap dengan keterangan sembilan orang anak dan seorang ibu
hamil yang tewas di tempat dan 100 orang korban luka berat.
Tidak hanya itu saja, penulis juga membeberkan pendapat
yang berkembang beberapa waktu kemudian setelah peristiwa itu yang menyatakan
bahwa motif asli pencobaan pembunuhan terhadap Bung Karno bukanlah motif
politik melainkan karena … perempuan!, dimana setahun sebelum kejadian itu saat
Bung Karno berkunjung ke Bima beliau mengucapkan kata-kata yang menembuat
dendam orang Bima, dan Bung Karno sempat
pula menggoda wanita di sana. Fakta di pengadilan memang mengungkapkan bahwa
pelaku penggranatan adalah orang Bima.
Novel best seller
Pada akhirnya dengan segala kelebihan, kekurangan, dan berbagai komentar miring tentang novel ini, novel ini telah menarik minat masyarakat
Indonesia, hal ini terbukti dengan larisnya novel ini di pasaran. Penerbit
Mizan di sebuah media online mengungkapkan bahwa novel ini masuk
kategori best seller dengan angka
penjualan hampir 10 ribu eksemplar pada bulan pertama. Saat ini novel Anak
Semua Bintang telah memasuki cetakan ke-3. Dua cetakan sebelumnya telah beredar
di pasaran sebanyak 30 ribu ekslempar.
Dengan banyaknya yang membaca novel
ini, terlepas apakah ini novel pencitraan atau bukan tentunya kita semua berharap semoga nilai-nilai positif
yang dikisahkan dalam novel ini dapat menginspirasi pembacanya akan
pentingnya pola pengasuhan anak seperti yang ditunjukkan oleh keluarga Bakrie
dan nilai-nilai persahabatan sejati di dunia anak-anak yang
saat ini tampaknya semakin langka ditemui terlebih pada saat kita semua telah
dewasa.
@htanzil
5/4/2012
5/4/2012
3 comments:
sudah pernah dijadikan film belum ?
Bisa pesan novel gak? anak sejuta bintang karya akmal nasery basral
Bisa pesan?
Post a Comment