Judul : The Monk of Mokha
Penulis : Dave Eggers
Penerjemah : Dina Begum
Penerbit : Kriya Rasa
Cetakan : I, Oktober2020
Tebal: xxiv + 365 halaman
ISBN: 978-602-53301-8-6
Darimanakah asal muasal kopi ditemukan? Meski Ethiopia lebih populer dikenal sebagai tempat pertama kali kopi ditanam, namun di Yaman biji kopi pertama kali diperdagangkan secara komersial. Lebih dari 150 tahun, sejak abad ke 16 Yaman adalah pemasok kopi eklsusif ke seluruh dunia. Kopi Yaman dikirim melalui Mokha, kota pelabuhan kecil di Yaman.
Yaman pernah menjadi negara yang berjaya dalam hal kopi. Kopi dihasilkan di 17 dari 21 provinsi di Yaman yang ditanam oleh sekitar 600 ribu petani. Sayangnya perang saudara yang berkepanjangan dan berbagai faktor lainnya membuat kejayaan Kopi Yaman semakin meredup dan terlupakan apalagi dengan munculnya negara-negara lain sebagai produsen kopi dunia saat ini seperti Brazil, Etiophia, Vietnam, Indonesia, dll
Selain dikisahkan dalam buku ini, petualangan Mokhtar juga muncul di berbagai media besar dunia, seperti BBC, CNN, dan Al-Jazeera sehingga ia pun mendapat julukan "The Indiana Jones of Coffee".
Buku ini dibagi dalam empat bagian besar. Bagian pertama menceritakan latar belakang Mokhtar, laki-laki Amerika muslim keturunan Yaman yang sambil kuliah bekerja sebagai penjaga pintu di sebuah apartemen mewah di San Fransisco Bay, Amerika Serikat. Di bagian ini dikisahkan bagaimana Mochtar dan kawan-kawannya mendapat perlakukan tidak mengenakkan dari seorang polisi yang saat itu masih terus curiga terhadap para imigran dari negara muslim. Selain itu terungkap pula kehidupan imigran asal Yaman yang umumnya bekerja sebagai sopir, satpam, penjaga pintu, petugas kebersihan, dan pekerjaan-pekerjaan fisik lainnya.
Penasaran dengan patung tersebut, Mokhtar menceritakan apa yang dilihatnya pada ibunya, ibunya tertawa:
"Keluarga kita punya kopi selama ratusan tahun," katanya."Apa kau tidak ingat rumah kakekmu di Ibb? Di halamannya, ada banyak pohon kopi. Dia masih punya pohon-pohon itu. Apa kau tidak tahu bahwa orang Yamanlah yang pertama kali mengeskpor kopi? Pada dasarnya orang Yaman yang menciptakan kopi. Kau tidak tahu itu?" (hlm 65)
Semenjak itu Mokhtar menjadi tertarik dengan kopi. Ia lantas melakukan riset. Lewat ponselnya dia menemukan perdebatan panjang mengenai asal muasal kopi, dan klaim ganda, diantara Etiophia dan Yaman, mengenai penemuannya.
"Ada kesepakatan meluas bahwa mitos asal muasal kopi paling awal melibatkan seorang gembala Etiopia bernama Khaldi.... Hanya sedikit yang mengetahui bahwa kopi lahir di Arab. Ada dua jenis kopi, robusta dan arabika, karena lahir di Arab, khususnya di tempat yang oleh orang Romawi disebut Arabia Felix -- "Happy Arabia". Ini adalah Yaman. Menurut legenda, biji kopi pertama kali diseduh di Mokha, sebuah kota pelabuhan di pesisir pantai Yaman.
Ali ibn Umar al-Syadzili, seorang sufi yang tinggal di Mokha, yang pertama kali menyeduh biji kipi menjadi minuman yang mirip dengan minuman yang kini kita kenal sebagai kopi. Dia dan rekan-rekannya sufinya menggunakan minuman itu ketika mereka berzikir hingga larut malam. Para sufi membawa kopi ke seluruh penjuru Afrika Utara dan Timur Tengah.
Al-Syadzili dikenal sebagai Monk of Mokha, atau Sufi dari Mokha, dan Mokha kelak menjadi titik pemberangkatan untuk semua kopi yang ditanam di Yaman.
(hlm 65-66)
Walau kopi pertama kali diolah di Yaman dan pernah menjadi komoditas utama negara tersebut namun Mokhtar tidak menemukan kopi dari Yaman di tiap kafe yang dikunjunginya. Berdasarkan risetnya diperoleh fakta bahwa kini kualitas kopi Yaman telah menurun drastis selama seabad terakhir. Para petani Yaman kini lebih menyukai menanam qat yang jika diolah bisa menimbulkan efek seperti narkotika ringan. Qat di Yaman kini merupakan bagian dari pusat kehidupan masyarakat Yaman sehingga para petani lebih diuntungkan jika menanam qat jauh lebih menguntungkan dibanding kopi.
Berdasarkan fakta tersebut Mochtar menjadi
terobsesi untuk mengembalikan kopi Yaman menjadi komoditas utama Yaman. Segala cara dilakukannya untuk mewujudkan mimpinya. Dia belajar banyak tentang kopi, melatih dirinya untuk menjadi Q-grader, pencicip cita rasa kopi profesional tersertifikasi oleh institute kopi internasional Coffee Quality Institute (CQI). Selain itu ia juga belajar cara membudidayakan kopi, menilai kopi yang baik, dll. Begitu Mokhtar mendapatkan sertifikasi, dia segera berkemas ke Yaman untuk mewujudkan mimpinya. Mochtar menamakan proyek mimpinya itu dengan nama The Monk of Mokha.
Bagian ketiga mengisahkan bagaimana Mokhtar yang telah berada di Yaman mencari perkebunan dan pengolahan kopi yang dapat menghasilkan kopi bermutu. Mencoba mengajari para petani bagaimana memetik, menyortir, dan mengolah kopi yang semula menghasilkan kopi yang biasa-biasa saja menjadi kopi spesial
Bagian keempat yang merupakan bagian terakhir dari buku ini adalah bagian yang paling seru dan menegangkan dimana ketika akhirnya Mochtar berhasil mendapatkan sample biji kopi hijau terbaik untuk dibawa ke Konferensi kopi Internasional di Seattle Amerika. Namun sayang, perjalanannya kali ini untuk kembali ke Amerika menjadi hal yang sulit untuk dilakukan karena bertepatan dengan keksiruhan politik di Yaman yang mengakibatkan perang saudara antar kelompok milisi di Yaman.
Di tengah berkecamuknya perang dan hujan bom yang mengancam nyawanya, Mokhtar harus mencari cara agar bisa keluar dari Yaman. Bukan hal yang mudah karena saat itu bandara dan penerbangan ke Amerika Serikat telah ditutup dan kedutaan besar Amerika di Yaman pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengevakuasi warga negaranya yang ada di Yaman. Mochtar harus mencari jalan sendiri agar dirinya dan sekoper besar biji kopi Yaman dapat keluar sesegera mungkin dari Yaman sebelum keadaan semakin memburuk.
Dari kisah petualangan Mochtar yang ditulis dengan apik oleh jurnalis Amerika terkenal Dave Aggres pembaca akan dibawa masuk kedalam petualangan Mokhtar dalam mewujudkan mimpi besarnya. Seorang imigran asal Yaman yang tadinya hanyalah petugas penjaga pintu di sebuah apartemen mewah menjadi pahlawan di dunia kopi Yaman. Keteguhan dan tekadnya untuk mengembalikan kejayaan kopi Yaman sangatlah luar biasa. Ia rela mempertaruhkan nyawanya demi dua koper biji kopi Yaman yang ia yakini akan membuka mata dunia akan kekhasan kopi Yaman.
Mokhtar dan Kopi Yaman (foto : portofmokha.com)
Selain kisah petualangan Mokhtar yang seru bagaikan petualangan Indiana Jones, lewat buku ini pembaca juga akan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana Yaman ternyata merupakan bagian penting dari sejarah kopi. Sejarah yang terlupakan oleh harumnya kopi dari negara-negara lain.
Buku ini juga mengisahkan bagaimana kehidupan dan kultur para imigran Amerika asal Yaman dan bagaimana mereka juga terkena imbas akibat peristiwa 9/11 yang membuat para imigran muslim senantiasa dicurigai oleh masyarakat dan pemerintah Amerika. Dan yang tidak kalah menarik adalah bagaimana situasi politik dan ketegangan yang terjadi di beberapa kota di Yaman saat perang saudara di tahun 2015.
Singkatnya buku ini adalah buku non fiksi tentang kopi, kehidupan kaum imigran di Amerika, reportase perang saudara di Yaman, dan bagaimana seorang yang tadinya bukan siapa-siapa seperti Mokhtar menjadi pahlawan kopi Yaman. Kecintaannya yang kuat akan negara leluhurnya membuat ia memiliki mimpi dan tekad yang kuat untuk mengembalikan kejayaan kopi Yaman, tempat dimana dia dilahirkan.
Sepertinya mimpi Mokhtar untuk mengembalikan kejayaan kopi Yaman belum sepenuhnya terwujud. Situasi politik di Yaman yang terus bergejolak membuat ekspor kopi Yaman terhambat. Hingga kini sepertinya masih sulit untuk mendapatkan kopi Yaman. Ketika buku ini selesai ditulis (2016) harga secangkir kopi Yaman di Amerika menembus $16 (+/- Rp. 230.000,-). Kini menurut situs https://portofmokha.com kopi single origin Yaman dibandrol dikisaran $ 8-12/ons (Rp 115.000 - 172.000).
@htanzil
Buku The Monk of Mokha bisa dibeli di (klik pada gambar)
No comments:
Post a Comment